Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Semuanya berawal dari kecintaan saya pada olahraga bola basket dan kekaguman saya terhadap sosok mantan atlet tim nasional basket yang pernah membawa klub Panasia Hadtex Indosyntec Bandung (kini Garuda Bandung) menjadi yang terbaik dalam pentas kompetisi bola basket nasional yang dulu bernama Kobatama.
Olahraga bola basket selalu mampu memberikan energi yang berbeda bagi para penikmatnya, termasuk saya yang sejak duduk di bangku SMP sudah akrab dengan olahraga ini.
Ketika memasuki bangku SMA, saya bergabung dengan sebuah klub bola basket yang berbasis di kawasan Ragunan dengan sebuah harapan kecil suatu saat nanti bisa tampil sebagai seorang pemain profesional.
Seiring berjalannya waktu, ternyata ketiadaan restu dari orang tua harus memupus harapan saya untuk bisa menggeluti olahraga ini dan hanya bisa menikmati basket lewat layar kaca atau sesekali hadir di hall basket Senayan.
(Baca juga: Fajar/Rian Ingin Lanjutkan Tradisi Emas Ganda Putra pada Kejuaraan Asia 2018)
Walaupun hanya bisa menikmati aksi para pebasket profesional dari layar kaca, jangan ragukan rasa kagum dan memori saya akan aksi tak terlupakan dari mereka.
Satu pemain yang saat itu mampu mencuri perhatian dari para pencinta bola basket di Tanah Air adalah Thomas Teddy Kurniady.
Sosoknya dapat dikatakan mudah diingat, di mana ia pernah tampil dengan rambut berwarna pirang ditambah dengan berbagai aksinya yang mampu memicu decak kagum dan tepuk tangan penonton.
Kala itu, bahkan mungkin juga hingga saat ini, tidak banyak sepertinya para pemain basket lokal yang bisa menyuguhkan aksi slam dunk layaknya para pemain impor yang berlaga di Kobatama.
Namun, Thomas Teddy mampu memberikan contoh nyata bahwa sekalipun ia seorang pemain lokal, dirinya layak disamakan dengan para pemain asing.
Kurun waktu 1994–1997 bisa jadi tahun yang membanggakan untuk Thomas Teddy dan Panasia Hadtex yang dia bela.
Sebanyak 2 kali Thomas membawa klub tersebut menjadi juara Kobatama.
Bagi para pencinta bola basket, mungkin tidak sedikit yang menanyakan tentang keberadaan Thomas Teddy saat ini.
(Baca juga: Cedera Sempat Ganggu Persiapan Fajar Alfian Menuju Kejuaraan Asia 2018)
Saya adalah orang yang juga cukup penasaran dengan sosoknya sekarang.
Pada tahun 2017. saya memutuskan untuk berlibur ke Amerika Serikat dan menjelang awal tahun 2018, saya bertemu dengan seorang teman yang secara kebetulan dia adalah kawan dari Thomas Teddy.
Rasa penasaran bercampur harapan untuk bisa bertemu Thomas menjadi isi perbincangan kami waktu itu.
Tentu saja ada pula sebuah permintaan khusus agar saya bisa dipertemukan dengan mantan pemain basket nasional tersebut.
Singkat cerita, sebuah keberanian untuk mengirim direct message melalui Instagram pribadi Thomas ternyata berbuah balasan langsung yang mengisyaratkan bahwa Thomas menyanggupi sebuah ajakan dari penggemarnya untuk bertemu di kota tempatnya berdomisili sekarang, Los Angeles.
Pertemuan dengan Thomas pun akhirnya bisa terlaksana bahkan diawali dengan sebuah ajakan dari beliau untuk menyaksikan pertandingan "The Battle of Los Angeles" antara LA Lakers vs LA Clippers.
Thomas Teddy menghadiahi saya sebuah tiket untuk pertandingan tersebut! Wow!
Sepanjang pertandingan, kami berbicara banyak seputar sejarah, kultur, perkembangan olahraga basket di Tanah Air, hingga para pemain IBL yang mampu mencuri perhatian.
Best of the Best: Top Moments from the 2017-18 Clippers Season
— LA Clippers (@LAClippers) April 18, 2018
Read More: https://t.co/shTwQoaOE7 pic.twitter.com/Z53s9JNKSp
Thomas memberikan sebuah gambaran tentang bagaimana NBA mampu menyihir para penikmatnya, bukan hanya dari sisi pertandingan namun hingga bisnis besar yang menaunginya.
Decak kagum saya semakin besar ketika mengetahui profesi dari Thomas sekarang, yaitu sebagai Executive Art Director dari LA Clippers!
Berbagai cerita kilas balik tak lepas dari isi percakapan kami selama lebih kurang 3 jam tersebut.
Ia juga membawa saya bertemu dengan rekan-rekannya yang juga para pencinta basket NBA.
Perjumpaan kami tidak usai seiring dengan selesainya pertandingan antara Lakers dan Clippers.
Siapa yang menyangka kalau ternyata Thomas malah menawarkan diri untuk mengantar saya ke hotel tempat saya menginap selama berada di Los Angeles.
Dalam perjalanan menuju hotel, perbincangan kami berlanjut seputar kehidupan keluarga di mana orang tua Thomas tinggal di Bali, masa pendidikan Thomas yang ia habiskan di Amerika Serikat, pemain NBA favorit, babak playoff NBA, serta final IBL. Begitu menyenangkan.
Akhirnya tibalah saya di hotel. Sebelum turun dari mobil mewahnya, saya sempat meminta izin pada beliau untuk mengabadikan momen spesial ini dengan video Insta Story.
(Baca juga: Geram dengan Termas Clash, Jack Miller Beri Sindiran Menohok kepada Valentino Rossi dan Marc Marquez)
Tiba saatnya kami berpisah dan Thomas seakan terus memanjakan saya. Dia menghadiahi saya topi LA Clippers edisi spesial.
Dia bilang bahwa topi itu hanya khusus dibuat untuk karyawan Clippers. OMG...
Hanya ucapan terima kasih yang bisa saya ungkapkan ke dia dan berharap agar suatu saat nanti kami bisa bertemu kembali.
Ada pelajaran berharga yang bisa saya ambil dari pertemuan singkat saya dengan Thomas Teddy Kurniady, bahwa mimpi adalah sebuah semangat yang bisa membantu kita mewujudkannya menjadi kenyataan.
Never stop learning, from everything and everyone even when we learn from The Great. Terima kasih, TK 7!