Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
“Kami mengecewakan negara kami.” Begitu ujar Didier Deschamps setelah kegagalan Les Bleus di partai puncak Piala Eropa 2016 kepada The Telegraph.
Di final Euro 2016, timnas Prancis harus menyerah dari Portugal dalam babak II perpanjangan waktu lewat gol pemain pengganti, Eder.
Prancis menghadapi sebuah kekecewaan besar kehilangan kesempatan menjadi raja di negeri sendiri.
Prancis juga punya sejarah tak terlupakan di 1984 ketika mendapat gelar Internasional pertama dalam turnamen besar di era “dewa sepak bola Prancis” Michel Platini.
Di Euro 2016, kepercayaan diri Prancis sangat kuat mengingat 23 nama skuat yang dimiliki juara Piala Dunia 1998 itu pantas disebut mewah.
Ketangguhan pertahanan yang digalang Laurent Koscielny, Bacary Sagna, Samuel Umtiti, hingga Patrice Evra sulit ditembus oleh setiap negara yang mereka jumpai dalam 6 laga sebelum partai Final.
(Baca Juga: 5 Teror Bom dalam Sepak Bola)
Bahkan, hanya Islandia melalui Sigborson dan Bjaenarson, yang mampu mencetak gol ke gawang Hugo Lloris lewat skema open play.
Di lini tengah, Prancis punya N’Golo Kante aktor utama yang membuat Leicester dan Chelsea merajai Premier League, liga paling elite di dunia.
Didukung dengan kehadiran Blaise Matuidi yang menawan bersama PSG.