Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebelum Piala Dunia 2018 bergulir dan mungkin hingga saat ini, pembaca sempat atau masih mempertanyakan mengapa pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate, memercayakan ban kapten kepada pemain muda seperti Harry Kane.
Umumnya, peran kapten diberikan kepada pemain senior dilihat dari segi usia dengan jam terbang internasional yang tinggi.
Dua hal ini tidak ada dalam diri Kane.
Pemain berumur 24 tahun itu bukan orang tertua di skuat Inggris saat ini.
Dari 23 pemain yang dipanggil ke Rusia, ada 14 orang berumur lebih tua daripada Harry Kane.
Situasi yang sama juga terlihat dalam soal jumlah penampilan.
Bek tengah Gary Cahill telah tampil lebih dari 60 kali, nyaris tiga kali lipat dari cap Kane yang saat ini berada di angka 27.
Lantas, apa yang membuat striker Tottenham Hotspur tersebut layak mengemban tanggung jawab yang berat itu?
Saya berkesempatan mewawancarai striker legendaris timnas Inggris, Teddy Sheringham, pada Mei lalu di Jakarta.
Mantan bintang Tottenham Hotspur dan Manchester United itu mengatakan bahwa Harry Kane adalah satu-satunya pemain bintang di skuat Inggris saat ini.
Maksudnya, cuma Kane yang kualitas individunya berada di level dunia.
Karena itu, Sheringham pesimistis dengan peluang negaranya menjuarai PD 2018 dan sudah cukup puas bila Inggris mencapai perempat final.
(Baca Juga: Neymar Sudah Pulang Kampung, Kylian Mbappe Gantian Sabet Predikat Sebagai Raja Diving)
Label itu tidak berlebihan. Kane telah membuktikan diri sebagai pencetak gol top selama empat musim terakhir.
Terhitung sejak musim 2014-2015, Harry Kane paling sedikit membukukan total 28 gol dalam satu musim di seluruh kompetisi.
Kane berangkat ke Rusia buat membela negerinya berbekal torehan 41 gol dalam 48 pertandingan bersama Tottenham.
Produktivitas itu terbawa ke panggung akbar antarnegara.
Sampai babak 16 besar Piala Dunia 2018, Kane telah mengemas 6 gol, termasuk trigol ke gawang Panama pada gim kedua Grup G (24/6/2018).
Harry Kane menjadi pemain ketiga Inggris yang dapat membukukan hat-trick di satu laga Piala Dunia.
Dia menyusul Geoff Hurst di Piala Dunia 1966 dan Gary Lineker di Piala Dunia 1986.
Jelas, peran Harry Kane di timnas Inggris begitu sentral. Bukti paling mudah ialah kekalahan 0-1 dari Belgia pada gim pamungkas Grup G (28/6/2018).
Pelatih Gareth Southgate tidak menurunkan Kane satu menit pun pada duel penentuan juara Grup G itu.
Kepantasan Harry Kane menjadi kapten Inggris bukan sekadar urusan performa di lapangan.
Southgate tampak mengagumi sikap dan karakter tak mudah menyerah dari jebolan akademi Spurs itu.
Sebelum di tim senior, Southgate pernah melatih Kane di timnas U-21 Inggris pada selang 2013-2015.
Ketika itu, dia lebih sering menempatkan Kane sebagai cadangan.
"Sesungguhnya, tidak ada perubahan mencolok dari Kane saat ini dengan beberapa tahun lalu. Akan tetapi, di tim junior, ada Saido Berahino yang tampil luar biasa bagi Inggris dan di klubnya, West Brom," kata Southgate.
Peran Besar Liga Inggris di Balik Kesuksesan Belgia Menembus Semifinal Piala Dunia 2018 https://t.co/o2HdVTzZO2
— BolaSport.com (@BolaSportcom) July 7, 2018
"Di sesi latihan, Kane tampak mematikan. Kualitas penyelesaian akhirnya membuat saya terkenang pada Alan Shearer, Robbie Fowler, dan Paul Scholes. Tapi, apakah ia bisa membawa kualitasnya di pertandingan?," ujar Gareth Southgate melanjutkan kenangannya tentang Kane di timnas U-21 Inggris.
Namun, seiring waktu, tekad Kane untuk menjadi pesepak bola hebat telah melunturkan keraguan Southgate.
Tak cuma itu, gaya hidup Kane patut diancungi jempol, membuatnya pantas menjadi anutan tak hanya buat rekan setim, tapi juga anak-anak muda di penjuru dunia.
Sang kapten menjalani diet khusus tanpa diminta para pelatihnya.
Sejak 2017, Kane menggunakan jasa koki pribadi untuk memasak makanan bergizi yang memenuhi nutrisi sesuai yang ia butuhkan.
Kane tidak meminum minuman beralkohol ketika musim sepak bola tengah berjalan.
Dia juga tidak pergi ke klub malam untuk menghabiskan waktu sebagaimana biasa dilakukan para pesepak bola kaya raya.
(Baca juga: Aneh bin Ajaib, Piala Dunia 2018 seperti di Semesta Lain)
Ketimbang melakukan kegiatan yang mengganggu dietnya, Kane lebih memilih bermain golf saat liburan.
Gaya hidup Harry Kane ini yang Southgate anggap dapat dijadikan contoh.
"Setelah menjalani musim yang berat, kelelahan mental pasti ada. Namun, kami harus memastikan segalanya dalam tingkat sebaik mungkin. Hal ini membutuhkan kesadaran para pemain untuk menjaga diri sendiri.
Seseorang seperti Kane akan melakukan apapun demi memastikan dirinya dalam kondisi terbaik. Dia begitu cermat tentang dietnya, cermat dalam bagaimana memulihkan diri usai bertanding," kata Gareth Southgate.
Dari Harry Kane, kita dapat belajar bahwa usia bukan penghalang seseorang untuk menjadi pemimpin selama dia memang memiliki karakter kuat dan positif yang dapat membantu orang-orang di sekitarnya untuk hidup lebih baik.