Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Dia orangnya baik saja, supel. Menurut pada orang tua, jadi tidak badung (nakal), tidak merokok, tidak minum-minum," kata Ketua Korwil The Jak Mania Cengkareng, Bayu Ali Said, dikutip BolaSport.com dari Tribun Jakarta.
"Intinya dia sayang pada orang tua. Dia anak bungsu dari tiga bersaudara. Terakhir bertemu di Bantul (Persija vs PSIS)," ujarnya.
(Baca juga: BREAKING NEWS - BOPI Himbau Kompetisi Sepak Bola Indonesia Dihentikan)
Cerita menjadi semakin pilu jika mendengar pernyataan dari kedua orang tua Haringga. Ayahnya, Siloam Tumangkeng, menuturkan bahwa putranya itu hanya izin pergi ke Bandung.
"Dia pada Sabtu malam izin sama saya mau ke Bandung. Baru pada Minggu pagi dia berangkat ke sana. Cuma, dia sama sekali tidak bilang kalau ternyata mau mendukung Persija," kata Siloam dikutip dari Tribunnews.
"Saudara Pak RW menelepon, dia anggota polisi di Bandung. Saya ditanya 'Apakah benar nama anak ibu Haringga Sirla? Memang ibu tidak tahu?'," kata Mira, ibunda korban, dalam wawancara dengan iNews.
"Anak ibu meninggal, dikeroyok saat menonton sepak bola katanya. Saya langsung gemetar. Haringga bilang tidak menonton. Alasannya cuma main ke rumah teman, bukan menonton sepak bola," sang ibu meratapi.
(Baca Juga: Polrestabes Bandung Tangkap 5 Pelaku Pengeroyokan Haringga Sirila, Ini Identitas Tersangka)
Perseteruan antarklub atau antarsuporter memang bukan hal yang mudah dihindari.
Soalnya, persaingan adalah esensi dari sepak bola itu sendiri, yakni untuk menunjukkan siapa yang terbaik.