Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Piala AFF 2018, Ajang Pembuktian Fandi Ahmad bersama Timnas Singapura

By Aulli Reza Atmam - Kamis, 18 Oktober 2018 | 17:20 WIB
Legenda sepak bola Singapura, Fandi Ahmad diapit dua putranya, Ikhsan (kanan) dan Irfan Fandi, di markas klub Liga Belanda, FC Groningen pada 5 Maret 2018. ( http://www.tnp.sg )

 Kehadiran Fandi Ahmad sebagai pelatih Timnas Singapura membawa harapan dan gairah baru bagi persepakbolaan negeri itu. Namun, ia masih butuh waktu bersama tim untuk benar-benar memperlihatkan lompatan ke arah yang lebih baik.  

Fandi Ahmad agaknya adalah salah satu orang Singapura yang paling mengenal sepak bola dan seluk-beluknya. Maklum, pengalamannya berkecimpung di dunia bal-balan memang tidak perlu diragukan.

Fandi adalah pemain paling legendaris Singapura sekaligus salah satu dari sedikit orang Asia Tenggara yang pernah merasakan ketatnya persaingan level tinggi sepak bola Eropa.

Berkarier bersama klub Liga Belanda, FC Groningen, yang menjadi titik tertinggi dalam kariernya. Pada kurun waktu 1983-1985 pria kelahiran 56 tahun silam itu mencatatkan 36 penampilan dan sebelas gol di mana salah satunya dicetak ke gawang Inter Milan dalam ajang Piala UEFA.

Selepas pensiun bermain, Fandi beralih ke dunia kepelatihan dengan membesut beberapa tim seperti Pelita Jaya, Johor Darul Takzim, dan menjadi asisten pelatih Timnas Singapura di bawah arahan Vincent Subramaniam.

(Baca juga: Warning dari Eks Pelatih Filipina untuk Singapura yang Jumpa Timnas Indonesia di Piala AFF 2018)

Kursi pelatih kepala Timnas Singapura pun ia duduki sejak Mei lalu menggantikan Varadaraju Sundramoorthy yang meninggalkan "warisan" kurang mengenakkan berupa catatan hanya mampu satu kali menang dalam 16 pertandingan terakhir.

Tidak butuh waktu lama bagi Fandi untuk bisa membuat publik sepak bola Negeri Singa terkesan.

Dalam dua laga perdananya dengan menghadapi Mauritius dan Fiji dalam laga uji coba FIFA Matchday bulan September di mana Singapura meraih hasil imbang 1-1 dan kemenangan 2-0.

Permainan atraktif dan darah muda

Ada dua hal yang membuat Singapura di masa awal kepelatihan Fandi ini menjadi spesial: perubahan gaya bermain dan darah-darah muda yang mengisi tim.

Dalam laga kontra Mauritius yang digelar di Stadion Bishan pada Jumat (7/9/2018), Singapura dinilai telah menampilkan permainan atraktif nan menarik.


Irfan Fandi saat membela Timnas Singapura(FOURFOURTWO.COM)

Meski hanya mengakhiri laga dengan skor imbang, Singapura mampu tampil ofensif, berusaha menekan lawan, serta menciptakan peluang-peluang bagus yang akhirnya memberikan hiburan bagi para penggemarnya.

Ini berbeda dengan apa yang terjadi pada era Sundramoorthy.

Permainan seperti demikian bahkan mampu ditampilkan dalam kondisi di mana Singapura kebobolan lebih dulu lewat gol Jonathan Justin saat laga baru berjalan lima menit hingga kemudian dibalas Ikhsan Fandi pada menit ke-75.

(Baca juga: Piala AFF 2018 - Pelatih Singapura Singgung Dua Pemain Naturalisasi di Timnas Indonesia)

Gaya baru permainan Singapura akhirnya berbuah hasil manis dalam laga berikutnya kontra Fiji yang digelar pada Selasa (11/9/2018). Kali ini, Singapura mampu meraih kemenangan dengan skor 2-0.

Beranjak ke agenda FIFA Matchday selanjutnya, giliran Mongolia dan Kamboja yang menjadi lawan uji tanding pada Jumat (12/10/2018) dan Selasa (16/10/2018).

Dalam dua pertandingan tersebut, Singapura tampil kurang agresif dibanding sebelumnya meski kemenangan berhasil diraih dengan skor 2-0 dan 2-1.

Fandi Ahmad mempersembahkan penampilan apik dan hasil positif tersebut dengan sokongan para pemain muda minim pengalaman yang dipanggilnya ke skuat.

Bahkan ada tiga pemain muda yang baru merasakan panggilan pertamanya ke timnas, yaitu Jacob Mahler, Zulfadhmi Suzliman, serta Zulqarnaen Suzliman.

Dengan cermat, ia mengombinasikan mereka dengan nama-nama kawakan seperti Shahril Ishak, Baihakki Kaizan, dan Shahdan Sulaiman.

Para pemain muda pilihan Fandi jelas bukan bocah sembarangan. Penampilan impresif mereka di level klub pun terbilang ciamik.

Contohnya adalah Zulfadhmi yang menjadi andalan Tampines Rovers di Liga Singapura musim 2018 atau Ikhsan yang tampil sebagai pemain tersubur Young Lions dengan torehan delapan golnya.

Fandi sudah memperhatikan pemain muda pilihannya sejak lama, bahkan beberapa di antaranya sebelumnya sudah menjadi anak asuhnya di tim yunior.

Jacob Mahler misalnya, ia sudah dipantau sejak dua tahun yang lalu hingga diikutkan Fandi ke skuat U-21 Singapura di ajang Piala Hassanal Bolkiah 2018 di Brunei Darussalam.

Dengan apa yang telah ditunjukkan Singapura, menjadi sangat menarik untuk menanti keampuhan tangan dingin Fandi di Piala AFF 2018 yang sekaligus menjadi ajang pembuktian sebenarnya bahwa di bawah besutannya Singapura benar-benar melangkah menjadi lebih baik.

Menuju Piala AFF 2018

Piala AFF 2018 akan digelar pada 8 November hingga 15 Desember mendatang. Singapura bersama sembilan tim kontestan lain akan mulai bersaing melalui babak penyisihan grup.

Singapura tergabung dalam Grup B yang bisa dibilang cukup berat. Ada Thailand, Indonesia, Filipina, dan Timor Leste yang siap bertarung dan mengganjal langkah mereka untuk melaju ke fase gugur.

Fandi Ahmad dikontrak oleh Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS) hingga berakhirnya Piala AFF 2018. Dengan demikian, performa tim di ajang antarnegara Asia Tenggara ini bukan tidak mungkin akan turut menentukan masa depannya.

Penampilan tim yang terus bergerak ke arah positif bisa membuka peluang lebih besar untuk mendapat perpanjangan kontrak dan melanjutkan misinya untuk memoles Singapura.

Berbicara soal juara agaknya masih terlalu jauh. Namun, yang terpenting bagi Fandi dan Singapura kini adalah tampil lebih baik secara konsisten demi memperkecil jarak dengan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara.

Ini tentu butuh waktu

Fandi sendiri memang mengakui bahwa timnya masih berproses. Hal itu diutarakannya kala baru mendapatkan kontrak.

(Baca Juga: Piala Asia U-19 2018 - Berharap kepada Egy Sekaligus Menanti Pancaran Bintang Selanjutnya)

"Ya, kebanyakan negara-negara tetangga kami sudah melewati kami dalam beberapa tahun belakangan, tetapi ini adalah saatnya bagi para pemain untuk bangkit dan pendukung harus datang," ujarnya seperti dikutip BolaSport.com dari FourFourTwo Singapore.

"Saya sangat yakin kami punya kesempatan untuk bertarung," pungkasnya.

Indonesia akan menjadi ujian pertama bagi Singapura di mana kedua tim akan berhadapan di Stadion Nasional Singapura pada Jumat (9/11/2018). Baginya, tak ada pilihan bagi Fandi selain memanfaatkan laga itu sebagai tahap pertama dari pembuktian dirinya.