Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ikon The Citizens tahun 1990-an, Georgi Kinkladze, seperti diberitakan Daily Mail, mengatakan bahwa tim asuhan Pep Guardiola adalah seperti tim di PlayStation, segalanya berjalan lancar dan indah.
Herbet Read, penyair ekstensialis, kritikus sastra, dan seni asal Inggris, merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan indrawi manusia.
Keindahan demi keindahan dihadirkan oleh Manchester City dan berujung kemenangan.
The Citizens menorehkan catatan yang mentereng: 11 laga tanpa kalah, dengan rincian 10 kali menang dan sekali imbang.
Mereka baru saja melumat Shakhtar Donetsk 6-0 di matchday keempat Liga Champions, setelah sebelumnya membenamkan Southampton 6-1 di kompetisi domestik.
Pada Minggu (11/11/2018) malam WIB, tim asuhan Josep Guardiola ini akan menjalani laga panas bertajuk Derby Manchester melawan tim satu kota, yaitu Manchester United.
Pada akhir musim lalu, tepatnya bulan April 2018, Manchester Clasico digelar di Etihad Stadium.
Saat itu, jika City dapat mengalahkan Setan Merah, maka mereka menyegel gelar juara English Premier League (Liga Inggris) di hadapan fans yang memadati stadion.
Gelar juara yang amat menyenangkan karena diraih di hadapan rival abadi.
Segalanya terlihat seperti berjalan sesuai harapan setelah pada babak pertama The Citizens membombardir pertahanan The Red Devils.
Pada menit ke-25, kapten City Vincent Kompany memenangi duel atas Chris Smalling untuk mengonversi sepak pojok Leroy Sane dengan sundulan tajam yang membuat kiper Manchester United (MU) David de Gea takluk.
Lima menit kemudian, berawal dari tendangan gawang yang salah dari De Gea, Leroy Sane menginisiasi serangan Manchester Biru di sisi kiri; bola dikirim ke Raheem Sterling, yang kemudian memberikan umpan ke arah Ilkay Guendogan.
Mantan penggawa Borussia Dortmund ini mendemonstrasikan keterampilan individu yang istimewa dalam mengontrol bola dan dengan membalikkan badan ia melepas tembakan mematikan ke sudut tiang jauh.
City unggul 2-0 atas Setan Merah.
Gelar juara sudah di depan mata.
Namun, The Red Devils pimpinan Jose Mourinho bukan tim kemarin sore.
Miskin tendangan terarah ke gawang pada babak pertama, MU seakan bersalin rupa seusai keluar dari ruang ganti pakaian.
Mereka jauh lebih berani.
Strategi Mourinho langsung mujarab.
Paul Pogba yang "tenggelam" di paruh pertama menciptakan dua gol hanya dalam jarak 97 detik.
Dan, di menit ke -69, Alexis Sanchez sekali lagi menjadi kreator, mengirimkan umpan ke depan yang kemudian dikonversi oleh Chris Smalling menjadi gol.
Akhirnya, Manchester Merah menang 3-2 atas Manchester Biru di hadapan pendukung Si Biru.
Pesta juara harus ditunda dengan menyakitkan.
Kami akan membalas dendam, kata bek Manchester City, Aymeric Laporte.
"Selalu ada rasa ingin membalas setiap kali Anda kalah melawan tim mana pun," ujar Laporte kepada Sky Sports.
Akhir pekan ini, kedua tim akan berduel untuk pertama kalinya di Etihad Stadium dalam lanjutan Liga Inggris, Minggu (11/11/2018) malam WIB.
Laporte, yang menjadi pemain cadangan saat City kalah dari MU musim lalu, bertekad untuk membalas kekalahan tersebut.
"Selalu ada rasa ingin membalas setiap kali Anda kalah melawan tim mana pun," kata Laporte kepada Sky Sports.
Saat ini Si Biru bertengger di puncak klasemen, unggul sembilan angka atas Si Merah yang berada di peringkat ketujuh.
Setan Merah kurang diunggulkan.
“Saya mengharapkan laga ini berlangsung sengit,” kata Nemanja Matic, bintang Manchester United.
“Kami siap tempur dan percaya racikan sang manajer Jose Mourinho.”
The Special One, Mourinho, menunjukkan kelasnya sebagai pelatih kawakan tatkala memimpin pasukannya “menyerbu” markas Juventus di matchday ke-4 Liga Champions.
Si Nyonya Tua takluk 1-2 di kandang sendiri.
Jika laga Clasico Manchester berlangsung sengit, apakah mungkin keindahan masih bisa hadir?
Filsuf abad pertengahan, Thomas Aquinas, mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Apakah keindahan dapat disaksikan di Etihad Stadium?