Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ricko Andrean Maulana, selamat jalan. Engkaulah pahlawan sepak bola dan kemanusiaan. Semoga damai di sisi-Nya. Aamiin.
Ini duka besar dan mendalam bagi sepak bola dan rasa kemanusiaan.
Engkau mengembuskan napas terakhir dalam kebenaran dan karena melakukan kebaikan.
Sungguh, engkau telah menunjukkan betapa kemanusiaan lebih berarti daripada sekadar sepak bola yang semakin hari semakin ditarik ke wilayah kekerasan primordial.
Sebagai bobotoh, engkau telah menunjukkan kesetiaan kepada Persib.
Engkau tetap menonton dan mendukung pertandingan Persib Bandung dan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung, 22 Juli 2017 dengan cara bijaksana dan indah luar biasa.
Tapi, pada saat yang sama, engkau tetap menunjukkan nilai kemanusiaan jauh lebih tinggi dan berharga daripada sepak bola yang tak jua terlihat kehormatannya.
Dalam laga yang seharusnya penuh kompetisi teknik dan sportivitas itu, engkau tak tega melihat seseorang dikeroyok massa.
Engkau pun bereaksi spontan menolongnya.
Namun, tindakanmu justru direspons dengan kecurigaan dan kemarahan oleh oknum massa.
Ya, kecurigaan, permusuhan, sentimen primordial, dan kekerasan sudah menjadi penyakit akut sepak bola Indonesia.
Tapi, dengan berani kamu ingin menghentikan penyakit itu.
Sekali lagi, penyakit sepak bola itu sudah begitu akut dan kamu menjadi korbannya.
Kamu justru dihajar hingga babak belur dan harus rawat inap di rumah sakit.
Kamis 927/7/2017) pukul 10.10 WIB, engkau dijemput malaikat Isroil untuk dihadapkan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Kematianmu jelas karena kebaikan dan kepahlawanan.
Malaikat Isroil pun tentunya menjemputmu dengan cara terhormat.
Malaikat tak peduli soal sepak bola, ia hanya peduli pada kebaikanmu.
Mudah-mudahan, Tuhan pun menempatkanmu di line-up penghuni surga terbaik. Aamiin.
Ricko Andrean, jiwamu sudah di surga, tapi kisah dan jasa yang engkau tinggalkan akan terus bergema.
Engkau telah menampar wajah bopeng sepak bola Indonesia dan akan terus menjadi inspirasi.
Engkau telah mengajarkan betapa kemanusiaan lebih utama dan berharga dan sepak bola hanya permainan semata.
Selamat jalan sahabat Ricko Andrean Maulana, kekasih Indonesia, kekasih sepak bola, dan kekasih Tuhan alam semesta.
Doa terindah buatmu, berbahagialah di surgamu. (*)