Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mencengangkan! Total 66 Suporter Tewas Selama Gelaran Liga Indonesia Digulirkan

By Agus Triyanto - Selasa, 14 November 2017 | 13:10 WIB
Ricko Andrean (@Persib)

Gelaran Liga 1 musim 2017 telah berakhir. Namun pada laga terakhir liga papan atas di Indonesia itu diiringi berita duka atas kematian salah seorang suporter klub.

Hiruk pikuk laga pamungkas Liga1 Minggu, (12/11/2017) ada insiden yang mengakibatkan meninggalnya seorang suporter karena aksi pengeroyokan.

Adalah Rizal Yanwar Putra, The Jakmania Sukatani Subkorwil Cikarang. 

Dilansir BolaSport.com dari beberapa kabar di media masa, Rizal meninggal usai mengalami luka di sekujur tubuh dalam perjalanan mendukung Persija Jakarta saat dijamu Bhayangkara FC di Stadion Patriot Chandrabraga, Bekasi.

Jenazah pria yang biasa disapa Onbek ini dimakamkan pada Senin (13/11/2017).

Berdasarkan data Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Save Our Soccer (SOS), Rizal merupakan "tumbal nyawa" ke-66 dari kejamnya sepak bola Indonesia sejak Liga Indonesia digulirkan pada 1994/1995.

(Baca juga: Layaknya Bhayangkara FC, Ini 5 Klub di Asia Berlatar Belakang Kepolisian yang Berprestasi)

 

LIGA 1 DITUTUP DENGAN SATU NYAWA #SOS - 13112017- Hiruk pikuk laga pamungkas #GojekTravelokaLiga1 Minggu, 12 November 2017, menutup tragedi meninggalnya seorang suporter sepak bola karena aksi pengeroyokan. Adalah Rizal Yanwar Putra, The Jakmania Sukatani Subkorwil Cikarang, yang harus meregang nyawa dan mengalami luka di sekujur tubuh dalam perjalanan mendukung Persija Jakarta saat dijamu Bhayangkara FC di Stadion Patriot Chandrabraga, Bekasi. Jenazah Onbek, begitu biasa Rizal disapa dimakamkan Senin, 13 November 2017. Berdasarkan data Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Save Our Soccer #SOS, Rizal adalah “tumbal nyawa” ke-66 dari “kejamnya” sepak bola Indonesia sejak Liga Indonesia digulirkan pada 1994/1995 (GESER FOTO DATA Litbang #SOS). Khusus untuk fans Persija, The Jakmania, Rizal korban ketujuh. Sebelumnya,  menimpa Fathurrrahman saat laga Persija vs Persipura, 25 September 2005. Lalu Fathul Mulyadin juga saat laga Persija vs Persipura pada 6 Februari 2008. M. Fahreza saat laga Persija vs Persela 13 Mei 2016. Gilang dan Harun Al Rasyid pada 6 November 2016 sepulang menyaksikan laga Persija vs Persib di Stadion, Manahan, Solo. Kemudian,  Agen Astrava juga dalam perjalanan pulang usai Persija vs Bali United di Stadion Patriot Chandrabraga, Bekasi, 21 Mei 2017.  Total, selama 2017, sudah 12 “tumbal nyawa” di sepak bola Indonesia. Terbanyak sepanjang sejarah! “Selama ini pengusutan terhadap tewasnya suporter tak pernah tuntas. Hanya lips service setelah itu hilang ditelan bumi. Hanya ungkapan prihatin dan belasungkawa yang disampaikan tak ada tindakan nyata. Dimana pengawasan pemerintah?” kata Akmal Marhali, Koordinator #SaveOurSoccer. Dalam rentang tiga bulan terakhir tiga nyawa melayang. Catur Yuliantono, suporter timnas asal Duren Sawit tewas terkena petasan saat menyaksikan “Tim Merah Putih” melawan Fiji, 2 September 2017, di Stadion Patriot. Sebulan berikutnya, Banu Rusman, Laskar Benteng Viola, meregang nyawa saat Persita melawan PSMS, di Stadion Mini, Cibinong, 11 Oktober 2017. Sampai kapan #BolaKita harus menumbalkan nyawa? #Sepakbola #Indonesia #RIPRizal #SaveOurSupporter #Persija #Jakmania

A post shared by Casual Ultra Indonesian (@casual_ultra_indonesian) on

Khusus untuk fans Persija, The Jakmania, Rizal korban ketujuh.

Sebelumnya, menimpa Fathurrrahman saat laga Persija vs Persipura, pada 25 September 2005.

Lalu, Fathul Mulyadin juga saat laga Persija vs Persipura pada 6 Februari 2008. Fahreza saat laga Persija vs Persela, 13 Mei 2016.

Gilang dan Harun Al Rasyid pada 6 November 2016 sepulang menyaksikan laga Persija vs Persib di Stadion, Manahan, Solo.

Kemudian, Agen Astrava juga dalam perjalanan pulang usai Persija vs Bali United di Stadion Patriot Chandrabraga, Bekasi, 21 Mei 2017.

Dalam rentang tiga bulan terakhir tiga nyawa suporter melayang.

Catur Yuliantono, suporter timnas asal Duren Sawit tewas terkena petasan saat menyaksikan “Tim Merah Putih” melawan Fiji, pada (2/9/2017), di Stadion Patriot.

Sebulan berikutnya, Banu Rusman, Laskar Benteng Viola, meregang nyawa usai menjadi korban dalam kericuhan usai laga Persita melawan PSMS, di Stadion Mini, Cibinong, (11/10/2017). 

“Selama ini pengusutan terhadap tewasnya suporter tak pernah tuntas. Hanya lips service setelah itu hilang ditelan bumi. Hanya ungkapan prihatin dan belasungkawa yang disampaikan tak ada tindakan nyata. Dimana pengawasan pemerintah?” kata Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P