Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gelaran Liga 1 musim 2017 telah berakhir. Namun pada laga terakhir liga papan atas di Indonesia itu diiringi berita duka atas kematian salah seorang suporter klub.
Hiruk pikuk laga pamungkas Liga1 Minggu, (12/11/2017) ada insiden yang mengakibatkan meninggalnya seorang suporter karena aksi pengeroyokan.
Adalah Rizal Yanwar Putra, The Jakmania Sukatani Subkorwil Cikarang.
Dilansir BolaSport.com dari beberapa kabar di media masa, Rizal meninggal usai mengalami luka di sekujur tubuh dalam perjalanan mendukung Persija Jakarta saat dijamu Bhayangkara FC di Stadion Patriot Chandrabraga, Bekasi.
Jenazah pria yang biasa disapa Onbek ini dimakamkan pada Senin (13/11/2017).
Berdasarkan data Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Save Our Soccer (SOS), Rizal merupakan "tumbal nyawa" ke-66 dari kejamnya sepak bola Indonesia sejak Liga Indonesia digulirkan pada 1994/1995.
(Baca juga: Layaknya Bhayangkara FC, Ini 5 Klub di Asia Berlatar Belakang Kepolisian yang Berprestasi)
Khusus untuk fans Persija, The Jakmania, Rizal korban ketujuh.
Sebelumnya, menimpa Fathurrrahman saat laga Persija vs Persipura, pada 25 September 2005.
Lalu, Fathul Mulyadin juga saat laga Persija vs Persipura pada 6 Februari 2008. Fahreza saat laga Persija vs Persela, 13 Mei 2016.
Gilang dan Harun Al Rasyid pada 6 November 2016 sepulang menyaksikan laga Persija vs Persib di Stadion, Manahan, Solo.
Kemudian, Agen Astrava juga dalam perjalanan pulang usai Persija vs Bali United di Stadion Patriot Chandrabraga, Bekasi, 21 Mei 2017.
Dalam rentang tiga bulan terakhir tiga nyawa suporter melayang.
Catur Yuliantono, suporter timnas asal Duren Sawit tewas terkena petasan saat menyaksikan “Tim Merah Putih” melawan Fiji, pada (2/9/2017), di Stadion Patriot.
Sebulan berikutnya, Banu Rusman, Laskar Benteng Viola, meregang nyawa usai menjadi korban dalam kericuhan usai laga Persita melawan PSMS, di Stadion Mini, Cibinong, (11/10/2017).
“Selama ini pengusutan terhadap tewasnya suporter tak pernah tuntas. Hanya lips service setelah itu hilang ditelan bumi. Hanya ungkapan prihatin dan belasungkawa yang disampaikan tak ada tindakan nyata. Dimana pengawasan pemerintah?” kata Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer.