Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sepak bola Indonesia musim 2017, diwarnai duka mendalam dari suporter.
Suporter yang berjuang demi klub kebanggaan harus kehilangan nyawanya.
Dari pertikaian hingga kecelakaan, suporter-suporter tersebut harus meregang nyawa. Bahkan ada yang salah alamat.
1. Ferdian Vikri, 26 Maret 2017
Ferdian Vikri merupakan seorang supoter Persita yang meninggal karena mengalami penusukan di Jalan KH. Hasyim Azhari depan Gang Pentil, Kelurahan Buaran Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
(Baca Juga: PSSI Sediakan 4 Tiket di Laga Indonesia Vs Islandia, Ini Syaratnya!)
Sempat dibawa ke IGD Rumah Sakiy Husada Insani, Ferdian Vikri meninggal dunia akibat luka tusuk di bagian dada dan pergelangan tangannya.
Usai pertandingan Persita kontra Sukadiri, suporter Persita dihadan oleh massa di sekitar tempat kejadian perkara dan akhirnya merenggut korban jiwa.
2. Agus Suistyo, 18 Mei 2017
Agus Sulistyo merupakan seorang suporter PSIM Yogyakarta.
Nyawa Agus melayang akibat jatuh dari tembok tribun Stadion Sultan Agung Bantul, Yogyakarta.
Kecelakaan tersebut menimpanya saat pertandingan PSIM Yogyakarta kontra Persebaya Surabaya.
Agus dan suporter lainnya nekat memanjat tribun penonton yang kemudian membuatnya jatuh dan terluka pada bagian kepalanya.
Sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong akibat luka serius di bagian kepala.
3. Agen Astrava, 21 Mei 2017
Suporter Persija Jakarta ini tewas akibat dikeroyok usai menyaksikan laga Macan Kemayoran kontra Bali United.
Daerah Bulak Kapal menuju Cikarang menjadi tempat kejadian perkara oleh oknum suporter yang tidak teridentifikasi.
4. Ardi Prasetyo, 12 Juni 2017
Kala mendukung PPSM Magelang yang melawan PSIM Yogyakarta, Ardi Prasetyo terjatuh dari tribun penonton Stadion Moch. Soebroto, Magelang.
Diduga posisi korban tidak seimbang saat menoleh karena dipanngil temannya.
Tidak ada batas atau pagar di tribun penonton dengan ketinggian sekitar 8 meter membuat korban jatuh langsung ke lantai dasar luar stadion.
Ardi Prasetyo mengalami luka sobek di dahi, luka parah di kepala dan betis kaki kanan.
Namun, nyawa korban tidak terselamatkan meski sempat mendapatkan perawatan intensif di RSI Magelang.
5. M. Nur Ananda, 23 Juli 2017
Bukan suporter, melainkan hanya warga biasa, M. Nur Ananda harus kehilangan nyawanya akibat ulah suporter sepak bola asal Sleman yang melintas di Temanggung usai Persibas vs PSS di Stadion Satria.
M. Nur Ananda merupakan pekerja bagian gudang dari distributor cabai dan sayur-sayuran.
Ananda harus meregang nyawa setelah ditusuk pada bagian punggung hingga tembus ke bagian dada.
6. Ricko Andrean, 27 Juli 2017
Ricko Andrean adalah suporter Persib Bandung yang dikeroyok hingga tewas dalam laga Persib vs Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, (22/8/2017).
Saat kejadian, Ricko tengah mencoba menolong salah satu penonton yang dianggap suporter Persija kala dikeroyok oknum Bobotoh.
Ricko justru dianggap rekan korban hingga akhirnya dikeroyok hingga mengalami gegar otak.
Pria berusia 19 tahun ini sempat koma selama 5 hari di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia pada Kamis, (27/07/2017).
7. Catur Yuliantono, 2 September 2017
Nyawa Catur Juliantono, penggemar olahraga dan pendukung setia Timnas Indonesia, melayang akibat petasan suar atau flare, yang diluncurkan dari tribun selatan Stadion Patriot Candra Baga Bekasi, Jawa Barat.
Saat kejadian Catur dan keluarga duduk menonton di tribun timur saat laga timnas Indonesia melawan kesebelasan Fiji.
Saat pertandingan berakhir, seorang penonton menyalakan petasan flare yang ia selundupkan ke dalam stadion tersebut.
Namun petasan Flare itu justru mengarah ke Tribun Timur tempat Catur berada dan langsung menghantam kepalanya.
Catur tewas dalam perjalanan ke rumah sakit karena perdarahan dan luka bakar di bagian kepala.
8. Banu Rusman, 12 Oktober 2017
Banu Rusman tewas akibat Kerusuhan yang terjadi pada akhir pertandingan babak 16 besar Liga 2 antara Persita Tangerang melawan PSMS Medan, Rabu (11/10/2017).
Kedua kubu suporter saling berseteru usai laga yang dimenangi PSMS dengan skor tipis 1-0 di Stadion Mini Persikabo, Bogor.
Keributan berawal masuknya suporter Persita ke dalam lapangan untuk melakukan protes ke manajemen terkait kegagalan tim kesayangan mereka lolos ke babak perempat final.
Lantaran ada lemparan dari bangku penonton, keributan pun terjadi dan tak bisa dihindari.
Banu adalah salah satu suporter Persita yang mendapat serangan brutal dari oknum pendukung PSMS usai laga.
Kebanyakan korban dari kubu Persita dibawa ke RSUD Cibinong dan juga ke PMI Cibinong, Bogor.
Banu Rusman, mengembuskan nafas terakhir di rumah sakit, Kamis (12/10/2017).
9. Rizal Yanwar Saputra, 12 November 2017
Rizal Yanwar Saputra tewas akibat pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum Viking usai laga Persija Jakarta kontra Bhayangkara FC, Minggu (12/11/17).
Kejadian bermula saat Korlap Viking Pelaukan dan Viking Tanggul meminta anggota berkumpul di kampung Pelaukan dan mencegat anggota The Jak.
Tugu perbatasan Desa Karang Asih dan Desa Sukaraya menjadi tempat pilihan awal komunitas tersebut.
Namun, pihak kepolisian pun berhasil membatalkan rencana awal tersebut.
Dibatalkan oleh pihak kepolisian, dua orang anggota Viking menyamar menjadi anggota The Jak dengan menggunakan kaos identitas suporter Persija itu.
Setelah target melintas di tempat kejadian perkara (TKP), dua orang yang menyamar pun berteriak dan Viking yang menunggu langsung mengeroyok korban.
Salah satu tersangka membacok korban yang kemudian jatuh di jalan.
Tak cukup dengan bacokan, tersangka lainnya pun mengeroyok korban hingga jatuh dan terkapar berlumuran darah di jalan.
Setelah korban terkapar, komunitas tersebut membubarkan diri.
Pihak kepolisian yang mengawal The Jak pun membawa korban ke Rumah Sakit Bhakti Husada, namun korban dinyatakan meninggal di TKP.
Polres Metro Bekasi telah menangkap empat pelaku, sementara dua pelaku lainnya, Korlap Viking Pelaukan dan Korlap Viking Tanggul masih dalam pencarian.
10. Rachmat Amin, 10 Desember 2017
Rachmat Amin merupakan seorang anggota Bonek Juanda.
Rachmat Amin meninggal saat hendak menuju ke Stadion Gelora Bung Tomo untuk menyaksikan laga Persebaya Surabaya kontra PSS Sleman dalam ajang Celebration Game.
Jalanan utama yang padat dan macet, membuat banyak suporter memilih untuk melewati daerah tambak yang ada di sekitar stadion tersebut.
Namun, Rachmat Amin harus kehilangan nyawanya karena tergelincir saat melewati area tersebut.