Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bergulirnya Liga 2 2018 pada 21 April nanti akan menjadi hal yang ditunggu-tunggu. Pasalnya, setelah sekian lama tak bersua dua kesebelasan yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta ini tergabung dalam satu grup yang sama.
Pertemuan kembali dua kesebelasan yang berdiri di wilayah kesultanan Yogyakarta tersebut menjadi warna tersendiri di kompetisi Liga 2 musim depan.
Kedua tim juga sama-sama memiliki suporter yang loyal.
Apalagi kedua suporter tersebut terkenal memiliki hubungan yang tidak harmonis.
Oleh karenanya Derbi Mataram tersebut selalu berjalanan ketat dan panas.
(Baca Juga: Menggemaskan! The Jakmania dan Viking Persib Bersitegang Soal Koreografi Masing-masing, Ini Meme Kocaknya)
Dilansir BolaSport.com dari Tribun Jogja, laga tersebut selalu sulit dalam hal restu serta perizinan dari pihak kemanan.
Kali terakhir keduanya bertanding dalam kompetisi resmi yakni pada kompetisi Divisi Utama musim 2014 lalu.
Dengan pengalaman itu, laga yang mempertemukan dua laskar ini bisa jadi berlangsung tanpa suporter.
Tentu hal ini akan merugikan tim, baik secara material maupun emosional.
(Baca Juga: Keren! Manajemen Rencanakan Tiket Pertandingan PSS Sleman Bisa Jadi ATM hingga Bayar Tol)
Pasalnya penghasilan dari penjualan tiket pertandingan cukup menyuplai kebutuhan operasional tim.
“Tentu kami tidak ingin hal ini terjadi. Main bola tanpa suporter itu seperti makan tanpa minum,” ungkap Sismantoro, manajer PSS Sleman, Rabu (11/4/2018).