Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemain Sriwijaya FC Dapat Guyuran Bonus dari Mantan Bos Mereka

By Bayu Chandra - Minggu, 2 Desember 2018 | 14:40 WIB
Presiden Sriwijaya FC, Dodi Reza Alex Noerdin (Tribunnews.com)

Mantan Presiden Sriwijaya FC, Dodi Reza Alex mulai menyuntikan bonus kepada tim asal Sumatera Selatan itu setelah meraih hasil positif pada sisa kompetisi Liga 1 musim ini.

Dua kemenangan terakhir di kandang melawan Barito Putera dengan skor 2-0 pada 12 November 2018 dan Mitra Kukar dengan skor 3-1, Jumat (23/11/2018), ternyata memiliki dampak positif bagi Sriwijaya FC.

Tim asuhan Angel Alfredo Vera itu mulai menerima guyuran bonus dari mantan bos besar mereka, Dodi Reza Alex.

Bonus terus diberikan untuk memancing semangat pemain yang saat ini sedang berjuang membawa timnya lolos dari zona degradasi.

(Baca juga: Bali United Vs Persija Jakarta - Panpel Sampaikan Info Penting Terkait Penukaran Tiket Online)

Mengingat saat ini, tim dengan jersey identik kuning itu berada pada posisi ke-15 klasemen sementara Liga 1 2018 dengan koleksi 39 poin.

Tentunya, bonus itu dapat memotivasi pemain agar sanggup membawa tim kebanggaan warga Sumsel itu berada pada posisi aman klasemen.

Dikutip BolaSport.com dari laman Sriwijaya Pos, Minggu (2/12/2018), menurut Sekretaris Sriwijaya FC, Hendri Rizal Darmawan bonus yang diberikan sebesar Rp 100 juta.

(Baca juga: Bali United Vs Persija Jakarta - Pentolan The Jak Mania Lontarkan Imbauan Penting)

Bonus itu sudah yang kedua kalinya diberikan Dodi Alex Reza sebagai mantan presiden klub.

Sebelumnya, tim berjulukan Laskar Wong Kito itu sudah mendapat guyuran bonus sebesar Rp 200 juta dari Tim SAR Sriwijaya FC selaku satgas dari tim.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jurnalis olahraga senior, Weshley Hutagalung, mempertanyakan peran media dalam mengungkap dugaan pengaturan skor pada sepak bola Indonesia. Kurang aktifnya media dalam melakukan investigasi mendalam dinilai Weshley Hutagalung sebagai salah satu penyebab sulitnya pengungkapan praktik kotor ini. Pria yang akrab disapa Bung Wesh itu menilai pemberitaan media saat ini kerap luput untuk menyajikan 'why' dan 'how' terhadap suatu topik. "Saya jadi wartawan sejak 1996, pernah bertemu dengan beberapa orang pelaku sepak bola sampai wasit. Kasihan dari tahun ke tahun, federasi (PSSI) mewarisi citra buruk," kata Weshley Hutagalung dalam diskusi PSSI Pers di Waroeng Aceh, Jumat (30/11/2018). "Pertanyaannya, wartawan sekarang itu ingin mendengar yang saya mau atau yang saya perlukan? Kemudian muncul karya kita. Lalu masyarakat juga memilih (informasi)," ujarnya. Ditambahkannya, fenomena ini terjadi karena perubahan zaman terhadap gaya pemberitaan media akibat permintaan dan tuntutan redaksi yang kini mengutamakan kuantitas dan kecepatan. Pria yang wajahnya sudah akrab muncul sebagai pundit sepak bola pada tayangan sepak bola nasional ini sedikit memahami perubahan zaman, meski tetap mempertanyakan peran media. "Dulu kami punya waktu untuk investigasi dan analisis, sekarang tidak. Kemana aspek 'why' dan 'how' atas peristiwa ini?" tuturnya mempertanyakan. "Sekarang malah adu cepat. Ditambah lagi sekarang ada media sosial, sehingga media massa bukan lagi menjadi sumber utama informasi terpercaya," ucapnya miris. #pssi #journalist #sportjournalist #matchfixing

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on