Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Masih lekat di pikiran masyarakat Indonesia tentang kasus tewasnya Bobotoh Persib Bandung, Ricko Andrean. Kini, muncul lagi nama Catur Juliantono.
Kepergian Ricko meninggalkan luka mendalam dan menjadi tamparan keras bagi permusuhan antar suporter Tanah Air.
Ricko Andrean yang tewas pada Kamis (22/7/2017) menjadi korban pengeroyokan Bobotoh.
Ricko yang tengah menolong salah satu suporter yang diduga The Jakmania justru disangka sebagai teman korban.
Alhasil, Ricko yang merupakan seorang yatim piatu dikeroyok habis-habisan hingga koma dan akhirnya meninggal dunia.
Belum kering luka yang timbul dari tewasnya Ricko Andrean, kini sepak bola indonesia harus menanggung luka baru karena tewasnya seorang pendukung setia timnas.
Suporter ini adalah Catur Juliantono, seorang bapak satu anak dari Jakarta Timur.
Catur harus meregang nyawa karena ulah suporter tak bertanggung jawab yang membawa petasan ke dalam stadion.
Wajah Catur terbakar kala seorang suporter yang tak bertanggung jawab menyalakan petasan pasca laga persahabatan Indonesia vs Fiji di Stadion Patriot Candrabhaga, Sabtu (2/9/2017).
Mirisnya lagi Catur tewas karena menyelamatkan keponakannya, Haikal (13), yang juga ikut menonton timnas bersamanya.
"Ceritanya itu, tahu-tahu petasan itu lewat di depan muka anak saya Haikal," ujar Nurhasan, Ayah Mertua Catur.
Dilansir BolaSport.com dari Kompas, Nurhasan mengatakan petasan itu pun mengarah ke Taufik yang duduk di samping Haikal.
Namun, Catur langsung mendorong Taufik agar tidak terkena petasan itu hingga akhirnya mengenai pelipis kiri Catur.
"Awalnya petasan itu akan mengenai Taufik, tetapi didorong (oleh Catur) dan kena kepalanya," kata Nurhasan.
Meski pelaku yang menyalakan petasan telah ditangkap pihak kepolisian, hal itu tidak akan pernah bisa mengobati rasa sakit di hati ibu Catur Juliantono yang pada hari pemakaman Catur terus menerus menangis dan memeluk batu nisannya.
Sudah saatnya sepak bola Indonesia berbenah. Tak hanya di atas lapangan hijau, juga di dalam dan di luar stadion.
Agar kisah-kisah kepergian pahlawan yang hanya ingin mendukung sepak bola Indonesia dengan sepenuh hati tak akan terulang lagi.