Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Cedera merupakan mimpi buruk setiap atlet. Nasib seorang atlet pasca cedera menghampiri pun tak ada yang tahu pasti.
Pada gelaran piala AFF U-18 2017 lalu, kiper utama Timnas Indonesia U-19 Muhammad Riyandi mengalami cedera ACL pada laga kontra Vietnam pada Senin, (11/9/2017).
Riyandi kini tengah bersiap untuk menjalani operasi di sebuah rumah sakit di Jakarta. Biaya perawatan ditanggung penuh PSSI.
Sesuai hasil MRI di RS Shwe Gon Dine, Yangon, Myanmar, Riyandi didiagnosis mengalami cedera Complete ACL Tear (Right) dan Tear Meniscus (Right).
ACL merupakan satu dari 4 ligamen yang menghubungkan sendi lutut.
Diprediksi butuh waktu 6 bulan untuk bisa sembuh total.
Terkait dengan cedera ini, Dokter Timnas U-19, Ifran Akhmad menjelaskan kalau Riyandi masih sering mengalami nyeri di kakinya. Agar kondisinya tak bertambah parah, sang pemain kudu naik meja operasi.
Ifran Achmad mengungkapkan, saat ini Riyandi sedang menjalani terapi untuk mengurangi level cedera. "Kalau tak ada rintangan, mungkin pekan depan sudah mulai operasi," ucapnya.
Namun kondisi bertolak belakang dialami oleh mantan pemain timnas Indonesia, Fachri Firmansyah.
Nama Fachri mungkin tak begitu familiar di telinga masyarakat, namun Fachri pernah menjadi bagian Timnas U-21 Indonesia yang bertanding di turnamen COTIF di Spanyol.
Petaka justru datang kepada mantan pemain Sriwjaya U-21 tersebut saat membela Timnas.
Fachri mengalami cedera ACL saat membela Timnas U-21 Indonesia di Spanyol.
Melihat kondisi tersebut, Sriwijaya FC tak memperpanjang kontrak pemain tersebut.
Cedera parah tersebut mungkin jadi akhir dari karirnya sebagai pesepak bola.
Karena usai kejadian tersebut Fachri tak lagi mendapat kesempatan menjadi pemain Timnas lagi.
Seperti dikutip BolaSport.com dari Tribun-Timur.com, Fachri mengaku sempat mengalami tekanan batin.
Bahkan kabarnya Fachri sempat membeci sepakbola atas tragedi itu.
Berbeda dengan Muhammad Riyandi, Fachri merasa tak diperhatikan PSSI pasca cedera tragis yang dialaminya.
Setahun setelah mengalami tragedi cedera parahnya tersebut, Fachri mulai berusaha untuk mencari pekerjaan di luar sepakbola.
Fachri awalnya bekerja sebagai seorang satpam, namun kemudian pindah kerja di kawasan di Rungkut Industri.
Sempat menjadi kuli panggul LPG di Rungkut Industri. Bersama 12 teman lainnya, setiap hari dia angkat-angkat LPG ke 20 truk.
Mantan pemain Sriwijaya FC U-21 lantas mencoba kembali melamar menjadi satpam. Ia sempat mengalami kendala saat menjalani tes fisik.
Anak tunggal dari pasangan Heri Purwoko dan Muryati ini kemudian diterima menjadi satpam yang bertugas menjaga bekas kantor milik pabrik rokok ternama asal Kediri.
Fachri mengaku dengan gaji sebagai satpam sulit untuk bisa menjalani terapi untuk memulihkan cederanya.