Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pemerintah Spanyol kerahkan pasukan polisi untuk mengamankan pelaksanaan referendum Catalunya pada 1 Oktober 2017 waktu setempat namun berakhir tragis.
Dalam sebuah pernyataan Minggu (1/10/2017) malam waktu setempat atau Senin (2/10/2017) WIB, pemimpin wilayah Catalunya menyatakan, warga Catalan telah memenangi hak untuk membentuk sebuah negara berdaulat lewat referendum.
Referendum itu terjadi setelah bentrokan antara polisi dan pemrotes yang menyebabkan 850 orang terluka.
Otoritas Spanyol di Madrid menyatakan referendum itu ilegal.
Dalam pernyataan yang diposting pada Senin (2/10/2017) dini hari WIB, Pemimpin Catalunya Carles Puigdemont mengatakan, Pemerintah Catalunya akan mengirimkan ke Parlemen Catalan, tempat duduk dan ungkapan kedaulatan rakyat, hasil referendum, sehingga dapat bertindak sesuai undang-undang referendum.
Menurut pria kelahiran Amer, Girona, Spanyol, 54 tahun lalu, itu, serangan oleh polisi terhadap pemilih dalam referendum adalah pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia.
Puigdemont meminta para pemimpin Eropa bersikap, karena masalah Catalunya ini tidak lagi masalah internal Spanyol.
Hasil resmi referendum akan diumumkan beberapa hari ke depan.
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy langsung bereaksi dan menegaskan, "Tidak ada referendum kemerdekaan di Catalunya hari ini."
Rajoy menambahkan, "Spanyol adalah sebuah demokrasi yang matang dan negara besar."
Berikut adalah video keadaan Catalunya saat referendum berlangsung dan bentrok antara polisi dengan para demonstran.