Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sepak bola Indonesia baru saja dihebohkan dengan aksi kekerasan yang menimpa wasit asing asal Iran, Hasan Akrami.
Dianggap kurang mampu memimpin pertandingan, Hasan sempat dikejar oleh pendukung tuan rumah dan para pemain di laga Madura United kontra Borneo FC di Stadion Ratu Pamelingan, Jumat (13/10/2017).
Bahkan, Manajemen Madura United juga nyaris terlibat baku hantam dengan wasit karena tidak puas dengan kepemimpinannya.
Namun siapa sangka, kekerasan yang menimpa Hasan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan peristiwa yang menimpa seorang wasit di Brazil pada 2013.
Peristiwa tersebut terjadi dalam liga sepakbola amatir Brasil di kota Maranhao.
Seperti dilansir BolaSport.com dari Dailymail, peristiwa sadis tersebut berawal dari kekesalan wasit Otavio Jordao da Silva yang terus diserang dan dilecehkan seorang pemain, Josemir Santos Abreu.
Tidak terima terus dilecehkan, Silva pun akhirnya memberikan kartu merah pada Abreu.
Namun pria berusia 32 tahun ini justru memprotes keputusan ini hingga terlibat adu mulut dengan Silva.
Saat itulah wasit berusia 20 tahun ini mengeluarkan pisau yang ia sembunyikan di balik bajunya dan menikam Abreu tepat di dada.
Abreu tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Penonton dan pemain pun langsung menghampiri Silva lalu mengikat lengan serta kakinya.
Salah satu penonton bahkan memecahkan botol minuman keras di wajah Silva dan memukulnya dengan tombak.
Penonton yang lain lalu mengambil pisau yang digunakan Silva untuk menusuk Abreu dan menusuk Silva tepat di leher.
Parahnya lagi, setelah itu kepala, tangan, dan kaki Silva dimutilasi, dan ditancapkan di tiang di tengah lapangan.
Nasib brutal yang menimpa Silva pun mengejutkan publik Brasil dan menjadi headlines berbagai media Internasional.