Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Valentino Rossi Alami Kekalahan Tragis, Ada Mitos Mengerikan di MotoGP Jepang 2017

By Ananda Lathifah Rozalina - Minggu, 15 Oktober 2017 | 14:45 WIB
Valentino Rossi beraksi saat sesi latihan bebas kedua MotoGP Jepang, Jumat (13/10/2017). (YAMAHAMOTOGP.COM)

Gelaran MotoGP Jepang telah usai, Valentino Rossi pun alami kekalahan tragis yang membuatnya tak berdiri di posisi podium, Minggu (15/10/2017).

Legenda hidup MotoGP, Valentino Rossi harus menelan kekalahan tragis pada MotoGP Jepang, setelah motor yang dikendarainya keluar lintasan.

Valentino Rossi terjatuh pada lap kelima di tikungan kedelapan.


Valentino Rossi di Motegi, MotoGP Jepang 2017, Jumat (13/10/2017)(LAT IMAGES)

Jatuhnya Rossi ini pun membuatnya harus kalah dari Andrea Dovizioso yang menjuarai MotoGP kali ini.

(Baca juga : GALERI FOTO - Inilah Sederet Wanita Cantik yang Gairahkan Semangat Persija Jakarta, Salah Satunya Ariel Tatum)

Selain kejatuhan tragis yang dialami Valentino Rossi, ada mitos mengerikan di MotoGP Jepang kali ini.

Pihak penyelenggara yang berharap agar tak turun hujan dengan memasang jimat putih bernama Teru-teru Bozu di Paddock.


teru teru bozu yang berada di paddock MotoGP Jepang 2017(twitter.com/MotoGP)

Teru-teru Bozu merupakan jimat penangkal hujan yang memiliki mitos mengerikan.

Dalam legendanya, jimat ini bermula dari sebuah daerah di jepang yang terus-meneeru diguyur hujan.

Kemudian ada suara dari langit yang memperingatkan suatu kota akan tenggelam jika seorang gadis tak muncul keluar.

Demi keselamatan seluruh penduduk, seorang gadis pun mengorbankan diri untuk keluar rumah dan membawa sapu untuk menyimbolkan penyapuan hujan.

Untuk mengenang gadis tersebut munculah jimat yang dinamakan Teru-teru Bozu.

(Baca juga : Bikin Nangis, Begini Kata-kata Terakhir Rachmat Irianto untuk Sang Abah)

Tak hanya itu, pembuatan Teru-teru Bozu juga diwarnai lagu yang memiliki arti mengerikan.

Teru-teru-bozu, teru bozu, buat besok hari yang cerah, seperti langit dalam mimpi suatu saat nanti, jika sudah cerah aku akan memberimu lonceng emas.

Teru-teru-bozu, teru bozu , lakukan besok hari yang cerah , jika kamu membuat harapan ku terwujud, kami akan minum anggur beras  manis.

Teru-teru-bozu, teru bozu, buat besok hari yang cerah, tapi kalau awannya menangis, kalau begitu aku akan memotong kepalamu.

Lirik terakhir lagu tersebut mengacu pada cerita lain yang lebih mengerikan.

Yakni tentang seorang biksu yang menjanjikan cuaca baik bagi seorang tuan tanah.

Mirisnya, cuaca tak kunjung baik dan kepala biksu ini pun harus dipenggal.

Meski begitu, mitos mengerikan ini tak menghalangi riuhnya antusias penonton balap MotoGP di sirkuit Motegi, Jepang.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P