Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Para Eks Pesepak Bola yang Pindah Jalur ke Dunia Musik

By Aprelia Wulansari - Jumat, 10 November 2017 | 19:20 WIB
Djibril Cisse kala masih berseragam Liverpool (liverpoolfc.com)

Tak sedikit pesepak bola yang memilih untuk menjadi pelatih atau komentator setelah pensiun. Namun, tak sedikit juga yang memilih jalur lain. Salah satunya dunia musik.

Para mantan pesepak bola tersebut juga tak tanggung-tanggung dalam bermusik. Ya, mereka beralih profesi menjadi seorang disc jockey (DJ). Berikut beberapa eks pesepak bola yang menjadi DJ

1. Gaizka Mendieta

 

A post shared by Gaizka Mendieta (@gaizkamendieta6) on

Mantan gelandang Valencia, Lazio, Barcelona, dan Middlesbrough ini memilih menjadi DJ sejak beberapa tahun lalu setelah pensiun. Pria berusia 43 tahun ini mengaku menjadi DJ karena dia bisa memainkan musik yang dia suka dan bisa menghibur orang lain.

"Saya memang penggemar musik. Saya memiliki lagu favorit yang menjadi motivasi saya dulu ketika saya masih bermain, yakni Perfect Day milik Lou Reed. Saya suka liriknya. Saya selalu mendengarkannya sebelum pertandingan," ujar pria yang membela timnas Spanyol di Piala Dunia 2002 dan Piala Eropa 2000 ini.


2. Djibril Cisse

 

A post shared by Cisse Djibril (@djibrilcisse1981) on

Djibril Cisse memilih pensiun pada Oktober 2015 karena cedera. Sebagai penggemar musik, dia memilih DJ sebagai kegiatannya setelah pensiun.

Pria dengan tinggi 183 cm ini sudah sering manggung di berbagai kelab malam di Prancis dan ketenarannya semakin meroket.

Pada April 2016, eks bomber Liverpool, Marseille, dan Lazio ini sempat menjadi DJ pembuka ketika diva Mariah Carey menggelar konser di Paris, Prancis.

Kepopularitasannya sebagai mantan pesepak bola dengan gaya nyentrik serta penampilan trendi membuat karier Cisse sebagai DJ semakin melejit. Dia juga memiliki nama panggung, yakni Mr Lenoir a.k.a Djibril Cisse.

Mantan pemain yang membela timnas Prancis di Piala Dunia 2002 dan 2010 ini juga memiliki lini fesyen yang dinamakan dengan nama aliasnya, Mr Lenoir.

3. Ruslan Nigmatullin

Menjadi pesepak bola profesional selama 1992-2009, Ruslan Nigmatullin telah berpindah klub berkali-kali. Pria berusia 43 tahun ini memang tak betah lama-lama berada di satu klub.

Hal ini jugalah yang membuat Nigmatullin akhirnya memilih menjadi DJ yang bisa berpindah kota sangat cepat dalam waktu beberapa hari.

Setelah pensiun, mantan kiper CSKA Moskva dan Lokomotiv Moskva ini menjadi DJ. Dia telah menggeluti bidang ini sejak beberapa tahun lalu. Mantan kiper timnas Rusia ini pun telah menelurkan beberapa lagu di negaranya.

Selain tampil di berbagai klub di Rusia, ayah dua anak ini juga sering menjadi pengisi acara di seremonial yang terkait olahraga.

Salah satunya menjadi pengisi acara upacara peresmian stadion Otkrytiye Arena yang merupakan markas Spartak Moskva.

"Menjadi DJ adalah hal yang menyenangkan. Musik selalu ada di hati saya. Berbagai musik dan bisa membuat orang-orang berdansa merupakan hal yang saya sukai," tutur pria yang memiliki sekolah sepak bola khusus kiper di Moskow dan Kazan ini.

4. Pat Nevin

Tak semua orang bisa mengingat nama Pat Nevin. Pemain sayap timnas Skotlandia ini memang beken di era 1980-an. Wajar jika tak banyak yang tahu bahwa dia pernah bermain di Everton dan Chelsea.

Mantan pemain bernama lengkap Patrick Kevin Francis Michael Nevin ini sekarang sibuk sebagai komentator dan DJ setelah pensiun.

Pria berusia 54 tahun ini sangat terkenal di kelab-kelab di London Timur. Meski sudah tak muda lagi, dia selalu bisa mengikuti perkembangan zaman dan musik yang tengah diminati.

Pria berpembawaan ramah ini selalu menggunakan Spotify untuk melihat musik yang sedang hits atau yang banyak didengarkan, berdiskusi dengan teman-teman, atau kolega yang dia temui.

"Sejak berusia belasan tahun, saya selalu dekat dengan musik," tutur pemain yang memiliki 28 caps bersama timnas Skotlandia ini.

"Saya sudah sering menjadi DJ sejak masih bermain. Dulu saya tak bisa sering-sering karena saya harus merawat diri dengan tak boleh bergadang. Sekarang, saya bisa menjadi DJ hingga jam 3 pagi di kelab," tutur pria dengan tinggi 168 cm ini.

5. AronChupa

 

Sweden's makin' history today!! EU U21-Final LEDZZZ GOOOO!!

A post shared by AronChupa (@aronchupa) on

Pernah mendengar lagu berjudul I'm an Albatraoz? Bagi yang pernah, tentu tahu kalau lagu itu dibawakan AronChupa. Nama itu memang nama beken semata. Soalnya, nama aslinya adalah Aron Michael Ekberg.

Ekberg adalah mantan pesepak bola Swedia. Meski tak berhasil masuk timnas, Ekberg sempat bermain di Byttorps IF sejak 2009 hingga dia memutuskan untuk fokus ke karier musiknya antara tahun 2012-2013.

Dalam lagu tersebut, Ekberg berkolaborasi dengan sang adik, Nora. Ekberg menjadi produser dan DJ untuk lagu yang mendapatkan double platinum di Swedia, Australia, dan platinum di Selandia Baru, Italia, dan Denmark.

"Saya selalu bermain sepak bola dan musik. Jadi, saya bukan berhenti bermain sepak bola karena saya ingin bermusik. Saya membuat lagu ketika saya masih bermain bola," tutur pria yang juga seorang rapper, penyanyi, dan penulis lagu ini.

"Lalu, saya merilis lagu tersebut dan lagunya disukai. Kemudian, saya berpikir sepertinya musik adalah hal yang harus saya lakukan," tutur pria kelahiran Boras, Swedia, 30 Maret 1991.

Sebelum merilis single solonya yang berjudul I'm an Albatraoz, Ekberg juga membuat grup band bersama rekan-rekannya di Byttorps IF. Band yang terbentuk pada 2012 ini sempat bekerja sama dengan Sony Music Swedia.

 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P