Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dari tayangan bulu tangkis, futsal, hingga sepak bola nama Stewart Henry kian akrab bagi penonton televisi di Tanah Air. Kepada BolaSport.com, ia menceritakan kisah dan kiatnya dalam bekerja.
Peran sportscaster alias presenter olahraga dalam setiap tayangan di televisi sangat besar. Tak heran sejumlah TV kerap menjadikan sportscaster sebagai ikon acara.
Selain bertugas sebagai pengantar acara, presenter juga menjadi jembatan antara komentator dan pemirsa.
Tentu ia sangat berperan memberikan informasi perihal acara yang dibawakan guna memuaskan penonton.
(Baca Juga: Sudah Seberapa Jauh Sepak Bola Belanda Terjatuh?)
Stewart Henry menjadi salah salah satu sportscaster yang dipercaya oleh sejumlah televisi nasional. Ia juga pernah menulis buku menjelang pergelaran Piala Dunia 2014 berjudul "Siapa Suruh Maracana?" bersama Johanes Indra.
Kepada BolaSport.com, ia menceritakan kisah dan kiatnya dalam bekerja.
Sejak kapan memutuskan menjadi sportscaster dan apa penyebabnya?
Pada 2011, saya menjalani audisi menjadi sportscaster di TV One. Dari banyak peserta audisi, terpilih 3 orang. Namun, pihak TV ingin ada tambahan satu buat cadangan. Saya terpilih sebagai cadangan itu.
Lalu, semuanya diceburkan dalam acara live talkshow magazine, namanya Prediksi. Ternyata, malah saya yang terpilih.
Setelah mulai diberikan jam terbang, saya memutuskan untuk serius di profesi ini. Saya tinggalkan dunia akting dan memilih fokus menjadi sportscaster.
Keputusan ini saya ambil mungkin karena memang saya suka dengan olahraga dan merasa nyaman ketika bertugas saat siaran.
Membawakan acara olahraga apa yang lebih menantang?
Setiap cabang olahraga punya tantangannya masing-masing, baik ketika pencarian data dan pembawaannya. Tetapi, semuanya dimulai dengan memahami laws of the game cabang olahraga itu dulu.
Saya sudah pernah membawa acara sepak bola, futsal, bulu tangkis, tinju, voli, basket, sepak bola pantai, balap mobil, dan sangat menantikan untuk mencoba cabang olahraga lain.
Kemampuan apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang sportscaster?
Menurut saya, ada 4 hal penting yang harus dipunyai sporscaster, yaitu passion, preparation, practice, dan perform. Semua itu menjadi pedoman saya ketika tugas siaran hingga sekarang.
Apakah menemukan kenikmatan setiap berada di "atas panggung" alias di dalam studio?
Ya, sangat menikmati. Ketika kita mencintai pekerjaan kita, maka rasanya seperti tidak bekerja. Terdengar klise, tetapi memang benar adanya.
Ketika sedang siaran dan berdiskusi dengan komentator, saya bisa belajar banyak dan terus menambah pengetahuan. Inilah salah satu kenikmatan yang didapat.
Apa ambisi yang masih belum tercapai?
Masih banyak. Untuk mencapainya, saya masih butuh lebih banyak pembelajaran dan pengalaman.
Ambisi saya mungkin ingin mencoba lebih banyak lagi bidang olahraga lain dan mengawal event-event besar olahraga, plus menulis buku yang kedua.