Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Legenda tenis dunia, Billie Jean King, meminta nama lapangan tenis Margaret Court di stadion di Melbourne Park diubah karena ada perbedaan pandangan soal pernikahan sejenis.
King memberi komentar atas pernyataan legenda tenis lainnya, Martina Navratilova, yang juga bereaksi keras terhadap pernyataan Margaet Court. Navratilova yang begitu dominan pada dekade 1970-1980-an, menyebut tidak ingin bermain di lapangan tersebut apabila ia masih aktif bermain.
Mantan petenis Australia, Margaret Court, yang kini berusia 75 tahun dan menjadi pendeta menyatakan menentang pernikahan sejenis yang telah disahkan melalui referendum di Australia.
(Baca juga: Kocak, Begini Ucapan Selamat dari Muhammad Hargianto di Hari Ulang Tahun Hansamu Yama)
Court juga melontarkan pernyataan kontroversial tahun lalu. Dalam sebuah wawancara radio, ia menyebut, anak yang dilahirkan transgender adalah hasil kerja iblis dan menyebut bahwa dunia tenis dipenuhi banyak atlet lesbian.
"Saya kira tidak pantas jika namanya masih digunakan (buat stadion)," kata King, petenis dekade 1960-70-an yang telah berusia 74 tahun di Melbourne Park, Jumat pekan lalu. "Bagi saya tidak masalah, sampai ia bicara tentang banyak hal yang menyakitkan hati dan jiwa kami."
Baik King maupun Navratilova merupakan aktivis persamaan hak kaum transgender. Ia menyebut, dirinya merupakan salah satu yang mengusulkan penggunaan nama Margaret Court untuk lapangan di stadion di Melbourne Park pada 2000 dan bersanding dengan petenis putra legendaris Australia, Rod Laver.
Margaret Court merupakan salah satu legenda tenis Australia. Dilahirkan di Albury, Australia, 16 Juli 1942, Court juga pernah menempati peringkat satu dunia. Sampai saat ini, Court masih merupakan petenis putri dengan gelar juara turnamen grand slam terbanyak, yaitu 24 gelar. Rekornya ini masih di atas Serena Williams yang telah meraih 23 gelar juara.