Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jangan Bangga Dulu, Ternyata Six Pack Bukan Indikator Perut Kuat

By Muhammad Shofii - Minggu, 25 Maret 2018 | 19:48 WIB
Perut six pack (kompas.com)

Banyak pria yang menginginkan memiliki perut six pack agar terlihat lebih menarik di mata wanita.

Kerap kita berpikir punya perut six packs berarti perut kuat dan pelari yang hebat. Kendati beberapa pelari memiliki perut berotot alami karena latihan dan diet, perut six packs tak berdampak langsung pada performa lari.

Bagi pelari, perut kuat itu penting karena membantu memperbaiki postur dan kecepatan.

Ia menjelaskan, perut terdiri tiga otot, yaitu rectus abdominis, oblique eksternal dan internal, serta tranverse abdominis.

Semua otot ini membantu menjaga penjajaran netral tulang belakang dan tubuh pada saat kaki berlari.

Semua otot ini penting untuk dilatih bersama agar hasilnya maksimal.

Rectus abdominis adalah otot yang berawal di tulang kemaluan dan berakhir di tulang dada. Transverse abdominis juga penting karena merupakan lapisan terdalam dari semua otot perut.

(Baca juga: Indra Sjafri Harapkan Anak-anak Indonesia Bisa Bersinar Seperti David Beckham)

Otot ini melintang secara horizontal di sepanjang perut dan aktif ketika kita menggerakkan kaki. Otot ini membantu kita menyangga rongga dada. Otot transverse abdominis yang kuat menciptakan stabilitas lebih antara tubuh atas dan bawah.

Cappadona menjelaskan, bagi pelari, otot perut itu penting.

Perut membantu menstabilkan dan mencegah cedera. Memang perut berotot tampak indah. Ia menjelaskan, otot six packs saja tidak bermanfaat untuk lari.


Cristiano Ronaldo menggunakan CR7 boxer pendek ( CR7 )

Menurut para ahli dari GMB Fitness, sebuah situs yang mendedikasikan membantu atlet mencapai tujuan kebugarannya, "Perut six packs bukan indikator nyata dari apa pun, kecuali untuk menunjukkan kadar lemak di tubuh bagian bawah." Rectus abdominis adalah otot yang membuat perut tampak berotot.

Tetapi, otot ini tidak memberikan stabilitas cukup untuk membantu menjaga penjajaran netral tubuh.

Faktanya, transverse abdominis adalah otot yang harus diperkuat pelari.

"Stabilisasi transverse abdominis dapat mengurangi risiko cedera pelari. Tanpa stabilitas tubuh, gerakan kaki dapat berdampak besar," kata Cappadona.

Dengan memperkuat otot transverse abdominis, kita mencegah cedera pinggul, punggung bawah, dan pangkal paha.

Di Hopkinton Physical Therapy, Cappadona menjelaskan bagaimana latihan perut bermula dan berlanjut.

Latihan dimulai dengan berbaring dan bernapas sambil menjaga stabilisasi perut.

(Baca juga: Potret Kecantikan Puteri Indonesia Lingkungan 2011, Cewek Seksi yang Memegang Pundak Kevin Sanjaya Ketika Berenang)

Untuk menambah tingkat kesulitan, mereka menambah gerakan di lengan dan kaki.

Selanjutnya, gerakan berlanjut ke plank atau berdiri di mana kaki dan tangan tetap tak bergerak sambil menggerakkan perut dan bagian tubuh lain.

Semakin pelan, semakin sulit gerakan.

Namun, semakin pelan, semakin efektif latihan itu memperkuat perut.

Latihan stabilisasi perut yang populer untuk lari adalah "bridge".

Latihan dimulai berbaring di lantai dengan lutut ditekuk dan telapak kaki menjejak lantai.

Kemudian, pelari perlahan menaikkan pinggul lurus sambil menjaga bahu rata di lantai.

Anda harus menciptakan garis lurus antara lutut dan pinggul saat melakukan gerakan ini.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P