Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
benar mencoba sepenuhnya pulih dari cedera sebelum berani bermain lagi di lapangan hijau.
Namun hal berbeda justru dilakukan 5 pemain ini, yang justru memilih untuk tetap berlga meski mengalami cedera yang terbilang cukup parah dan berbahaya.
#onthisday 2010 Fabregas broke his leg but still managed to score a penalty pic.twitter.com/y1kMlrHiNC
— Classic Football CFS (@classicshirts) March 31, 2017
Pada 2010, tendangan penalti yang dilakukan Cesc Fabregas (saat itu berseragam Arsenal) ke gawang Barcelona dalam gelaran Liga Champions viral.
Pasalnya tendangan yang sukses meluncur ke gawang Barcelona tersebut dilakukan saat Fabregas tengah mengalami retak tulang paha.
Namun Fabregas tidak mengetahuinya sampai setelah laga berakhir.
Tidak jelas apakah Fabregas mengalami patah tulang dalam laga tersebut atau dalam laga minggu sebelumnya melawan Bringmiham.
Merci a tous nos supporters! Bedankt aan al onze supporters! What wouldn't you do for your country hey? ;-) #Belgium pic.twitter.com/Nf3J9phkF3
— Vincent Kompany (@VincentKompany) June 7, 2013
Pada 2013, pemain Manchester City, Vincent Kompany, melakukan tindakan heroik kala membela negaranya, Belgia, dalam kulafikasi Piala Dunia 2014.
Dalam pertandingan melawan Serbia tersebut, Kompany mengalami benturan dengan kiper dan mengalami patah tulang hidung serta retak di rongga matanya.
Kompany bermain selama 90 menit dan sukses membawa timnya memenangkan laga tersebut.
Pemain West Ham United, Stuart Pearce, menjadi sosok yang dielu-elukan fans pada 1999 dalam laga melawan Watford.
Pasalnya setelah mengalami patah kaki di pertengahan babak pertama, Pearce tetap memilih melanjutkan laga hingga babak pertama usai.
Bahkan Pearce sudah tetap memakai sepatunya sebagai persiapan untuk turun di babak kedua, sebelum dilarang oleh sang pelatih, Harry Redknapp.
6 bulan kemudian Pearce kembali mengalami patah kaki di titik yang sama dalam laga melawan Southampton.
Eks tentara Jerman pada Perang Dunia ke-2, Bert Trautmann, membuat keajaiban pada 1956.
Trautman yang saat itu bermain sebagai kiper Manchester City berbenturan dengan pemain Brimingham, Peter Murphy, di menit ke-73 Final Piala FA.
(Baca Juga: Pensiun Dini, Pesepak Bola Italia Banting Setir Jadi Bintang Porno)
Trautman memilih untuk tetap bermain dan melakukan berbagai penyelamatan apik yang mengantarkan timnya untuk menang 3-1 dalam laga tersebut.
Pasca laga, Trautman didiagnosis mengalami patah tulang leher.
"Anda seharusnya sudah mati," kata dokter Trauman pada saat itu.
Palermo menjadi pahlawan bagi klubnya Boca Juniors pada 1999.
Dalam laga tersebut, salah satu ligamen lutut Palermo robek penuh.
Namun Palermo yang tak mengetahuinya tetap melanjutkan bermain kemudian mencetak gol ke-100nya dalam laga tersebut.
Klubnya kemudian mencapai kuarter final Copa Libertadores 2000.
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini - Selebrasi Akrobatik Renggut Nyawa Pesepak Bola Muda India)
Dalam kuarter final, Palermo yang masih cedera diturunkan pada 15 menit terakhir dan sukses mencetak gol yang mengantarkan klubnya ke semi-final.
Kisah cedera Palero rupanya tidak berhenti sampai di situ.
Kala bermain untuk Villareal, Palermo mencetak gol dan mendekati tribun untuk merayakan dengan suporter.
Namun tembok di bawahnya runtuh, hingga Palermo mengalami patah di kedua kaki.