Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pemain Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, memang sudah tergila-gila dengan sepak bola dan memiliki keinginan yang mulia untuk generasi pesepak bola Indonesia.
Bambang Pamungkas baru saja menyedot perhatian publik karena mengalami kejadian menarik saat Persija melawan PSMS Medan pada Jumat (6/4/2018).
Pada menit ke-74 saat Persija Jakarta ketinggalan 1-3 dari tuan rumah, pelatih Stefano Cugurra kemudian memutuskan untuk menarik keluar Rohit Chand dan memainkan Bambang Pamungkas.
(Baca juga: Ternyata, Perusak Kesucian Gawang PSM Makassar Ini Punya Catatan Keramat di Hari Jumat)
Menariknya, saat Bepe memasuki lapangan, ia mendapat tepuk tangan meriah dari suporter yang ada di Stadion Teladan, Medan.
Sosok Bambang Pamungkas memang pantas mendapatkan sambutan meriah dari fan.
Pemain bernomor punggung 20 itu menghabiskan hidupnya untuk sepakbola dan cukup bijak memandang profesi yang sedang ia jalani saat ini.
"Bagi saya sepak bola adalah profesi, dimana saya dibayar untuk memainkannya dan membuat orang harus membayar untuk melihat saya bermain. Dan itu yang dinamakan profesional.
Profesional berarti tekanan. Itulah mengapa saya harus selalu dalam kondisi terbaik, tidak hanya saat di dalam lapangan, namun juga di luar lapangan.
Mengapa di luar lapangan, karena sebagai publik figur saya memiliki kesempatan besar untuk memberi dampak kepada masyarakat. Dengan contoh hidup yang baik, kebiasaan yang baik, perilaku yang baik, dan masih banyak lagi.
Kita harus sadar jika popularitas datang bersama dengan tanggung jawab. Namun sayangnya saat ini tidak begitu banyak publik figur yang berpikir dan berperilaku seperti itu lagi" tulis Bepe dalam unggahannya.
Suami dari Tribuana Tungga Dewi itu mengaku bahwa dirinya akan segera menggarap buku terbarunya.
Pemain kelahiran Semarang tersebut juga mengajak penggemarnya untuk turut ikut serta dalam pembuatan buku barunya.
(Baca juga: Wow! Bali United Bikin Terobosan Baru di Bulan Mei!)
Sebelumnya, Bepe sudah menulis dua buku karena kecintaannya dengan keberagaman sepakbola.
Dua buku yang pernah ditulis Bepe yakni Ketika Jemariku Menari (2011) dan Pride (2014).