Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sering Makan Gorengan Saat Buka Puasa? Awas! 7 Penyakit Ini Menanti

By Nina Andrianti Loasana - Senin, 21 Mei 2018 | 16:52 WIB
Berbagai jenis gorengan

Salah satu kebiasaan orang Indonesia ketika buka puasa adalah menyantap gorengan, mulai dari bakwan, risol, tempe goreng, tahu goreng, dan lainnya.

Namun, di balik kelezatannya, tersimpan dampak buruk bagi kesehatan jika kita sering buka puasa dengan gorengan.

Kandungan lemak dalam minyak yang ada pada gorengan membuat gorengan sulit dicerna, terutama ketika gorengan menjadi makanan pertama yang dimakan setelah puasa.

Bayangkan saja, ketika perut kosong setelah puasa seharian, perut harus mencerna lemak yang ada pada gorengan.

Tentunya, saluran pencernaan bekerja lebih keras untuk dapat mencerna lemak tersebut.

Karena sulit untuk dicerna, proses untuk mencerna gorengan akan memakan waktu lama serta dapat mengganggu dan menghambat saluran pencernaan untuk memproses zat gizi lain.

(Baca Juga: Ngeri! Seperti Ini Media Asing Beritakan Kemenangan Setengah Lusin Persipura atas Madura United)

Karena gorengan lebih lama dicerna, perut tidak cepat merasa kenyang.

Akibatnya, kita akan menambah makan gorengan lagi dan lagi dan menyebabkan terlalu banyak makan. Kadang mungkin kita tidak sadar sudah memakan gorengan berapa potong.

bagi mereka yang memiliki saluran pencernaan sensitif, gorengan juga dapat merangsang asam lambung naik yang dapat menyebabkan heartburn (perasaan panas atau terbakar di sekitar perut bagian atas).

Selain itu, sulitnya lemak untuk dicerna dan kandungan serat yang sangat sedikit pada gorengan dapat menyebabkan konstipasi atau sembelit.

Beberapa orang mungkin juga merasakan tenggorokan gatal setelah makan gorengan. Hal ini dikarenakan terdapat kandungan akrolein pada gorengan yang menyebabkan rasa gatal.

Akrolein ini terbentuk pada minyak yang sudah dipakai berkali-kali.

(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)

Lemak trans dalam gorengan juga dapat meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau biasa dikenal dengan lemak jahat, dan menurunkan kadar high-density lipoprotein (HDL) atau lemak baik dalam tubuh.

Lemak jenuh dan lemak trans yang ada pada gorengan dapat menumpuk dan menyebabkan pembentukan plak pada arteri di tubuh.

Plak ini dapat menghambat aliran darah dan dapat berkembang menjadi penyebab dari penyakit jantung dan stroke.

Selain penyakit jantung dan stroke, sering makan gorengan juga dapat memicu kanker.

Perubahan struktur kimia pada minyak yang digoreng terjadi karena oksidasi, yang juga mengubah struktur zat gizi dalam makanan.

Menggoreng makanan dalam temperatur tinggi dapat memicu pembentukan sejumlah karsinogen (zat yang berhubungan dengan kanker), seperti akrilamida (ditemukan pada makanan tinggi karbohidrat yang digoreng, seperti kentang goreng), amina heterosiklik, dan hidrokarbon aromatik polisiklik (zat kimia yang terbentuk ketika daging dimasak dalam temperatur tinggi).

Seringnya konsumsi makanan yang digoreng dapat memicu sel kanker berkembang dalam tubuh, terutama kanker prostat pada pria.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P