Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Alasan Tersembunyi Maurizio Sarri Tinggalkan Bank demi Jadi Pelatih

By Thoriq Az Zuhri Yunus - Senin, 6 Agustus 2018 | 16:20 WIB
Pelatih Chelsea, Maurizio Sarri, berbicara dalam konferensi pers di Chelsea FC Cobham Training Ground, Stoke D'Abernon, Inggris pada 3 Agustus 2018. ( DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP )

Pelatih anyar Chelsea, Maurizio Sarri, sempat bekerja di bidang keuangan sampai berusia 40 tahun sebelum beralih menjadi pelatih sepak bola profesional.

Perjalanan karier kepelatihan Maurizio Sarri memang bisa dibilang tak biasa.

Sampai usia 40 tahun, Sarri masih bekerja sebagai International Currency Trader di sebuah Bank di Italia, Banca Toscana.

Ia bekerja disana pada pagi hari sebelum kemudian menjadi pelatih sepak bola amatir pada sore hari.

(Baca juga: Kegilaan Eks Pelatih Timnas Argentina di Liga Inggris, Pemain Disuruh Memungut Sampah Selama 3 Jam)

Pada tahun 2001, di usia awal 40-an, Sarri kemudian memutuskan untuk keluar sepenuhnya dari bank.

Pria yang punya tinggi 185 sentimeter itu memutuskan untuk mencurahkan segala energi yang ia punya untuk menjadi pelatih sepak bola sepenuhnya.

Banyak yang kemudian bertanya-tanya, mengapa Sarri meninggalkan pekerjaan mapan di bank untuk beralih menjadi pelatih sepak bola?

Sarri mendiskripsikan pekerjaan melatih tim sepak bola sebagai satu-satunya pekerjaan yang akan ia lakukan meskipun tak dibayar sepeserpun.

Dilansir BolaSport.com dari The Times, sepertinya ada alasan khusus mengapa Sarri memutuskan untuk menjadi pelatih profesional.


Pelatih Chelsea, Maurizio Sarri, tersenyum dalam konferensi pers di Chelsea FC Cobham Training Ground, Stoke D'Abernon, Inggris pada 3 Agustus 2018.(DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP)

(Baca juga: Si Pemuja Pengulangan Itu Bernama Maurizio Sarri)

Hal itu kemungkinan terjadi karena Sarri terinspirasi dari sang ayah.

Ayah Sarri, Amerigo, adalah seorang atlet balap sepeda amatir yang punya kemampuan apik.

Akan tetapi, ayah Sarri tak pernah memutuskan untuk menjadi atlet profesional.

Sang ayah kemudian menghabiskan hidupnya sebagai pekerja di pabrik.


Reaksi pelatih Napoli, Maurizio Sarri, dalam partai play-off Liga Champions lawan Nice di Allianz Riviera Stadium, 22 Agustus 2017. ( VALERY HACHE / AFP )

(Baca juga: Kisah Maurizio Sarri, Pelatih Modern yang Masih Percaya Takhayul)

Hal inilah yang kemudian membuat Sarri memutuskan untuk menjadi profesional.

Ia tak ingin mengalami penyesalan yang sama dengan sang ayah.

Kini, Sarri adalah salah satu pelatih paling top di Eropa, terbang tinggi bersama Napoli di Liga Italia sebelum hijrah ke Chelsea pada musim panas tahun ini.

(Baca juga: 5 Hal yang Kita Pelajari dari Kemenangan Manchester City atas Chelsea)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P