Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Aura pesimisme yang Manchester United bawa sejak tur pramusim masih terasa hingga pekan kedua Liga Inggris.
Manchester United menerima kekalahan 2-3 dari Brighton & Hove Albion pada Minggu (19/8/2018).
Tak ayal, hal ini ini memunculkan asumsi bahwa sindrom musim ketiga Jose Mourinho sudah mulai terlihat.
Mourinho memang kerap mengalami kejatuhan pada musim ketiga menangani klub.
Saat melatih Chelsea pertama kali, Mourinho tersandung di musim ketiga.
(Baca Juga: Ramalan Jose Mourinho Jadi Pengangguran Hampir Jadi Nyata)
Ia berselisih dengan pemilik Chelsea, Roman Abramovich, setelah enggan memainkan Andriy Shevchenko.
Karier kepelatihan Mourinho sedikit menurun bersama Inter Milan karena ia tak menjalani musim ketiga.
Mourinho langsung pindah ke Real Madrid usai memenangi Liga Italia, Coppa Italia, dan Liga Champions pada musim kedua bersama Inter Milan.
(Baca Juga: Tanpa Cristiano Ronaldo, Real Madrid Capai Titik Terendah dalam Jumlah Penonton)
Kiprah Mourinho bersama Real Madrid di musim ketiga pun tak jauh berbeda dengan catatannya saat membela Chelsea.
Mourinho melaluinya tanpa gelar dan terlibat cekcok dengan para bintang Real Madrid seperti Cristiano Ronaldo, Sergio Ramos, dan Iker Casillas.
Ia pun mengundurkan diri dan kembali bergabung dengan Chelsea pada 2013.
(Baca Juga: Jose Mourinho Dikhianati 2 Anak yang Ia Pilih Sendiri)
Lagi, Mourinho tersandung sindrom buruk musim ketiga dengan hasil minor Chelsea di Liga Inggris.
Kini ia memasuki musim ketiga bersama Manchester United dan sindrom tersebut masih ada.
Mourinho gagal mendapatkan pemain-pemain idaman di bursa transfer dan dikabarkan tak akur dengan para bintang Manchester United seperti Paul Pogba serta Anthony Martial.
(Baca Juga: Semakin Berbahaya, Benjamin Mendy Tak Sekadar Pemanis Media Sosial Manchester City)
Jika benar sindrom ketiga Mourinho berlanjut, tentu Manchester United akan jadi klub yang paling sial.
Manchester United belum sempat merasakan sindrom musim kedua Mourinho yang sebelumnya mampu menghadirkan gelar liga.
Mereka justru mengakhiri musim kedua Mourinho tanpa raihan gelar.