Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Maurizio Sarri Beberkan Kunci agar High Pressing Tak Bahayakan Stamina dan Pertahanan

By Ahmad Tsalis Fahrurrozi - Senin, 27 Agustus 2018 | 22:49 WIB
Pelatih Chelsea, Maurizio Sarri, memberikan instruksi kepada anak-anak asuhnya dalam laga Liga Inggris kontra Huddersfield Town di Stadion John Smith's, Huddersfield pada 11 Agustus 2018. ( OLI SCARFF/AFP )

Manajer Chelsea, Maurizio Sarri, menolak anggapan bahwqa strategi pressing ketat terlalu berisiko bagi pertahanan.  

Pelatih Chelsea, Maurizio Sarri, identik dengan pressing tinggi yang membuat para pemainnya menguasai setengah lapangan di areal pertahanan lawan.

Hal ini membuat lini pertahanan akan naik hingga garis tengah lapangan, dan pemain akan secara intens berusaha merusak ritme permainan lawan selama 90 menit laga.

Akan tetapi, strategi ini ditengarai terlalu menuntut konsentrasi dan menguras stamina pemain, sehingga timbul celah saat lawan melakukan pergerakan tak terduga.

(Baca Juga: Perubahan Radikal Strategi Chelsea Punya Nilai Unggul di Mata Maurizio Sarri)

Namun, Sarri bersikeras bahwa high pressing yang ia yakini tidak sedemikian berisiko jika jarak antarpemain bisa dijaga.

"Tidak, saya pikir tidak begitu. Jika Anda bertahan di garis depan, Anda hanya perlu melakukannya sejauh 10-15 meter. Jika Anda menguasai bola ke area lebih dalam, Anda hanya perlu ke belakang sejauh 50 meter," ujar Sarri seperti dikutip BolaSport.com dari laman The Telegraph.

"Jadi saya pikir kami bisa melakukan pressing selama 90 menit. Hanya, jika Anda memiliki jarak yang tepat antar pemain di garis tinggi," tuturnya menambahkan.


Gelandang Arsenal, Henrikh Mkhitaryan (kiri), berduel dengan gelandang Chelsea, Jorginho, dalam laga Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, London pada 18 Agustus 2018.(DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP)

(Baca Juga: Belum Cetak Gol Prestisius, Cristiano Ronaldo Tetap Bikin Juventus Panen Fulus)

Meski begitu, jarak antar pemain ia akui memang sesuatu yang berisiko mengingat timnya belum fasih memainkan strategi ini.

Ia memberi contoh saat Chelsea terbobol dua gol saat melawan Arsenal pekan lalu, kendati pada akhirnya mampu menang 3-2.

"Di sisi lain, jelas hal itu memang menyisakan satu masalah. Pada akhir babak pertama menghadapi Arsenal kami kehilangan jarak," tutur pria kelahiran Kota Naples ini.

"Jadi mustahil bagi kami untuk menekan dan mendapatkan bola kembali. Sesaat setelah itu kami pun memperoleh masalah. Namun, saya pikir kami bisa mengatasinya untuk 90 menit," ucapnya lagi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P