Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Di balik kemenangan 1-0 Manchester City atas Chelsea, terdapat 5 fakta yang menarik untuk disimak.
Manchester City memastikan kemenangan atas Chelsea melalui gol Kevin De Bruyne di menit ke-67.
Meski berstatus sebagai tim tamu, Manchester City mampu tampil dominan dan unggul penguasaan bola.
Chelsea pun sempat menebar ancaman ke gawang Manchester City, namun berkurang drastis intensitasnya ketika Alvaro Morata ditarik keluar.
Morata tampak memegangi paha belakangnya ketika digantikan oleh Willian di pertengahan babak pertama.
Kemenangan atas Chelsea itu menjadi kemenangan yang penting bagi Manchester City karena berhasil merebut puncak klasemen dari tangan tim tetangga Manchester United.
Dilansir BolaSport.com dari Squawka, inilah 5 fakta menarik seputar pertandingan Chelsea Vs Manchester City:
1. Fabian Delph Disulap Menjadi Bek Kiri
Meski jarang mendapat kesempatan bermain, namun Fabian Delph mengaku bahagia dan betah di Manchester City.
Delph mendapat sorotan setelah mencetak gol indah pada pertandingan kontra Crystal Palace pada pekan keenam Liga Inggris.
Setelah pertandingan itu, Pep Guardiola pun memainkan Delph sebagai starter saat menjamu Shakhtar Donetsk pada ajang Liga Champions.
Namun, Delph harus mengalami perubahan posisi menjadi fullback kiri.
Sempat muncul keraguan ketika Pep bereksperimen memainkan Delph di posisi yang tak semestinya itu.
Namun pemain berusia 27 tahun itu membuktikannya saat menghadapi Chelsea.
Ia membuat 5 kali tekel sukses dan 91 persen umpan akurat.
Delph juga cukup aktif membantu serangan dan disiplin menjaga pertahanan.
2. Ketajaman Antonio Conte Menguap
Musim lalu, Antonio Conte datang membawa formasi 3-4-2-1 yang mengilhami banyak pelatih Liga Inggris untuk memainkan pola tiga bek.
Conte langsung menuai kesuksesan di musim pertamanya menangani Chelsea.
Pelatih asal Italia itu mampu mengungguli pelatih-pelatih hebat seperti Pep Guardiola, Jose Mourinho, Juergen Klopp, dan Arsene Wenger di musim lalu.
Namun kedigdayaan Conte mulai surut di musim ini, pertandingan kontra Manchester City pun menjadi bukti.
Timnya gagal mencetak gol ke gawang Ederson Moraes yang sejauh ini menjadi tim paling sedikit kebobolan.
Bahkan penyerangan Chelsea menjadi kurang berbahaya ketika Alvaro Morata digantikan oleh Willian karena cedera.
Chelsea masih bisa berbicara banyak di pertandingan Liga Champions karena lawan yang dihadapi tak setangguh Manchester City ala Pep Guardiola.
Pelatih berusia 48 tahun itu harus segera menemukan formula terbaik jika tak ingin gelar Liga Inggris direbut oleh tim lain.
3. Pep Guardiola Sang Ahli Taktik
Pep Guardiola terkenal dengan reputasi peramu taktik yang hebat.
Predikat tersebut layak disematkan jika menilik hasil pertandingan menghadapi Chelsa tersebut.
Meski tampil tanpa Sergio Aguero yang mengalami patah tulang iga, Manchester City masih cukup merepotkan barisan pertahanan Chelsea.
Dengan mengusung formasi 4-3-3, Pep mampu mengalahkan 3-5-2 yang dimainkan oleh Conte.
Sejak menit pertama pertandingan, Pep selalu menginstruksikan pemainnya untuk menguasai lini tengah.
Pep juga meminta pemain sayapnya, Raheem Sterling dan Leroy Sane, untuk bermain melebar untuk menahan wingback Chelsea di sektor belakang.
Dua wingback yang turun akan membuat Chelsea seolah bermain dengan lima bek dan menyisakan tiga pemain di lini tengah dan berhadapan dengan tiga pemain dari Manchester City.
Kesempatan itu dipakai fullback Manchester City, Kyle Walker dan Fabian Delph, untuk overlap dan membantu penyerangan di sektor sayap.
Fleksibilitas dan keluwesan formasi yang dimainkan oleh Pep dinilai menjadi kunci kemenangan Manchester City atas Chelsea.
4. Pembuktian Pemain Buangan
Pencetak satu-satunya gol pada pertandingan tersebut, Kevin De Bruyne, membuktikan kepada mantan klubnya bahwa ia tak layak untuk disingkirkan.
De Bruyne pernah memperkuat Chelsea pada 2012 hingga 2014.
Namun ia hanya mendapat tiga kali kesempatan bermain bersama tim senior Chelsea.
Ia lebih banyak menghabiskan musim di masa peminjaman bersama klub lain.
Di bawah asuhan Pep Guardiola, De Bruyne menjelma menjadi sosok pemain yang penting.
Bahkan Guardiola pun tak segan memuji De Bruyne sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dilatihnya.
Pada pertandingan kontra Chelsea saja, De Bruyne membuat enam peluang berbahaya yang melebihi jumlah yang dibuat oleh keseluruhan pemain Chelsea pada pertandingan tersebut (4).
De Bruyne juga membuat 51 kali umpan akurat termasuk 10 umpan silang kepada rekan-rekannya.
De Bruyne menjadi nyawa permainan Manchester City meski posisinya sedikit ditarik lebih ke dalam sebagai tandem Fernandinho.
Namun pemain asal Belgia itu tak kehilangan tajinya meski bermain sebagai deep-lying playmaker yang baru musim ini ia emban.
5. John Stones Terlahir Kembali
Musim lalu, John Stones menjadi sasaran cacian karena dinilai tak sebanding dengan banderol mahal saat diboyong dari Everton.
John Stones dinilai sebagai pemborosan senilai 50 juta poundsterling karena kerap melakukan blunder.
Namun mulai musim 2017-2018, Stones tampil meyakinkan dan membuat Manchester City menjadi tim yang paling sedikit kebobolan sejajar dengan Manchester United.
Bersama Nicolas Otamendi di lini belakang, Stones tampil tenang dan mampu membaca permainan dengan baik.
Meski tak ada sang kapten dan komandan lini belakang, Vincent Kompany, gawang Manchester City tetap tak dapat ditembus oleh gempuran serdadu Chelsea.
Pada pertandingan melawan The Blues di Stamford Bridge, Stones membuat 2 tekel sukses, 3 duel udara, dan 2 intersep.
Stones juga mencetak 98 persen umpan akurat, hanya dua yang melenceng dari target.
Dengan penampilan stabil seperti saat ini, Stones diprediksi akan membawa Manchester City menuju kesuksesan di bawah asuhan Pep Guardiola.
https://www.youtube.com/watch?v=u11ExiGF2dk&feature=youtu.be