Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Tottenham Hostpur, Mauricio Pochettino, mengakui tak mudah bagi timnya menjuarai Liga Inggris.
Tottenham melakukan revolusi besar sejak kedatangan sang pelatih Mauricio Pochettino pada 2014.
Sebelumnya, klub yang berjulukan The Lilywhites adalah penghuni papan tengah. Namun, sejak dua musim terakhir mereka selalu berada di posisi empat besar.
Dikabarkan para pendukung Spurs mengkhawatirkan masa depan timnya andai tak menutup musim di posisi empat besar.
Hal itu terjadi setelah akhir pekan lalu Chelsea berhasil memangkas jarak dengan mereka menjadi hanya dua poin saja, padahal sebelumnya berjarak lima poin.
Sang pelatih, Mauricio Pochettino, mengaku paham atas kekhawatiran itu tetapi menegaskan bahwa Spurs telah membuat kemajuan sejak empat tahun terakhir.
(Baca Juga: Nasib Buntung 5 Pemain Muda Terbaik Liga Belanda Hantui Talenta Muda Ajax Amsterdam)
"Saat saya dan staf kepelatihan lain datang empat tahun lalu, tim ini berada di posisi enam klasemen dan jarak ke empat besar klasemen sangat besar," ucap Pochettino dilansir BolaSport.com dari laman BT Sport.
"Mimpi kami adalah untuk terus bertarung dan mereduksi jarak itu, dan empat tahun berselang kami ada di empat besar," kata Pochettino menambahkan.
"Akan tetapi saya mengerti, bahwa untuk memenangi Liga Inggris tak mudah selayaknya sihir," ucapnya lagi.
Pochettino mengingat bagaimana dalam dua musim terakhir, Spurs sangat dekat dengan gelar juara tetapi ia menyadari ketatnya persaingan di Liga Inggris.
Floyd Mayweather Mau Pikir-pikir Dulu Sebelum Tampil di UFC https://t.co/xtH0Se15mi
— BolaSport.com (@BolaSportcom) May 9, 2018
"Jelas kami kecewa, mengingat kami telah dekat dengan gelar juara. Menjadi runner up adalah kekecewaan bagi pendukung kami," kata eks pelatih Espanyol.
"Tapi menjadi yang kedua, ketiga, atau bertarung di empat besar dan itu terus kami lakukan. Maka dengan keputusan yang tepat, kami akan lebih dekat ke jalur memenangi Liga Inggris," ucap pelatih 46 tahun.
Pelatih berkebangsaan Argentina itu menyebut kegagalan timnya adalah lantaran menunjukkan performa yang naik turun.
Ia pun yakin untuk dapat memenangkan beberapa trofi suatu hari nanti, timnya harus memiliki keberuntungan.