Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Petinggi Manchester City Ungkap Rahasia yang Membuat Mereka Jadi Klub Kaya

By Ahmad Tsalis Fahrurrozi - Jumat, 14 September 2018 | 10:56 WIB
Pemain Manchester City mengangkat Pep Guardiola ke udara saat melakukan selebrasi memenangi gelar Liga Inggris musim 2017-2018 di Stadion Etihad, Minggu (6/5/2018) malam WIB. ( OLI SCARFF / AFP )

Chairman Manchester CityKhaldoon Al Mubarak, membeberkan kebijakan yang membuat klubnya menjadi salah satu klub kaya raya se-antero Eropa.

Manchester City dianggap mengalami evolusi menjadi klub raksasa setelah diakuisisi mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra pada 2007.

Setahun selanjutnya, konglomerat asal Uni Emirat Arab, Sheikh Mansour, datang dan mengambil alih tampuk kepemilikan klub hingga saat ini.

Selang sepuluh tahun, Manchester City yang sebelumnya hanya berstatus tim semenjana, kini berbuah menjadi klub jawara.

Terbukti, tiga trofi Liga Inggris, sekali juara Piala FA, dan tiga titel kampiun Piala Liga Inggris, sukses mereka sandang dalam satu dekade terakhir.

(Baca Juga: Bintang Fiorentina Targetkan Napoli sebagai Korban Pertama Ketajamannya) 

Nyatanya, liku-liku The Citizens menjadi klub prestatif, sejalan pertambahan laba yang mereka dapatkan.

Menurut laporan keuangan tahunan klub, mereka memperoleh pendapatan 500,5 juta poundsterling (senilai Rp9,73 triliun).

Hal ini membuat Man City menjadi klub dengan pendapatan tertinggi kelima di daratan Eropa.

Naik 18 tingkat dari satu dekade lalu yang cuma menduduki posisi ke-23.

(Baca Juga: Eksodus Besar-besaran Pemain Liga China ke Eropa) 


Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, merayakan keberhasilan menjuarai Liga Inggris bersama suporter di Manchester, Inggris pada 14 Mei 2018.(PAUL ELLIS/AFP)

Chairman klub, Khaldoon Al Mubarak, pun membeberkan rahasia bagaimana strategi investasi yang dilakukan sang pemilik Man City, Sheikh Mansour, bisa membuat mereka menjelma menjadi klub kaya.

"Sebagian besar perkembangan yang tampak saat ini adalah hasil dari strategi yang dibuat dengan penuh kehati-hatian," ucap Al Mubarak dikutip BolaSport.com dari laman Reuters.

"Secara alamiah, hal itu mengizinkan kami untuk melakukan evolusi dan tumbuh," katanya melanjutkan.

(Baca juga: Video yang Menjadi Bukti Cristiano Ronaldo Bahagia di Juventus)

Pada sisi yang lain, Al Mubarak juga menyatakan bahwa prestasi yang diraih timnya musim lalu telah menjadi sejarah yang tak terlupakan.

Sebab, ia menilai bahwa semuanya tak bisa diraih tanpa kerja keras semua anggota klub.

"Musim 2017-2018 akan terukir dalam sejarah, karena permainan sepak bola luar biasa yang kita semua saksikan," tutur pria 43 tahun ini.

"Kami diliputi rasa bangga yang hebat, dengan kerja keras Pep Guardiola, para pemain, dan staf yang telah bekerja tanpa lelah mendukung keberlangsungan tim," bebernya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Pandit program TV Soccer Saturday, Phil Thompson, menilai minimnya menit bermain Marcus Rashford di Manchester United akibat ketidakpercayaan Jose Mourinho terhadap sang penyerang. . Marcus Rashford tak pernah lagi menjadi pemain inti Manchester United sejak laga pembuka Liga Inggris 2018-2019 melawan Leicester City. . Jose Mourinho lebih memilih Romelu Lukaku daripada Rashford. . Bagaimana menurut BolaSporter? . #mufc #mourinho #rashford

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P