Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Chairman Manchester City, Khaldoon Al Mubarak, membeberkan kebijakan yang membuat klubnya menjadi salah satu klub kaya raya se-antero Eropa.
Manchester City dianggap mengalami evolusi menjadi klub raksasa setelah diakuisisi mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra pada 2007.
Setahun selanjutnya, konglomerat asal Uni Emirat Arab, Sheikh Mansour, datang dan mengambil alih tampuk kepemilikan klub hingga saat ini.
Selang sepuluh tahun, Manchester City yang sebelumnya hanya berstatus tim semenjana, kini berbuah menjadi klub jawara.
Terbukti, tiga trofi Liga Inggris, sekali juara Piala FA, dan tiga titel kampiun Piala Liga Inggris, sukses mereka sandang dalam satu dekade terakhir.
(Baca Juga: Bintang Fiorentina Targetkan Napoli sebagai Korban Pertama Ketajamannya)
Nyatanya, liku-liku The Citizens menjadi klub prestatif, sejalan pertambahan laba yang mereka dapatkan.
Menurut laporan keuangan tahunan klub, mereka memperoleh pendapatan 500,5 juta poundsterling (senilai Rp9,73 triliun).
Hal ini membuat Man City menjadi klub dengan pendapatan tertinggi kelima di daratan Eropa.
Naik 18 tingkat dari satu dekade lalu yang cuma menduduki posisi ke-23.
(Baca Juga: Eksodus Besar-besaran Pemain Liga China ke Eropa)
Chairman klub, Khaldoon Al Mubarak, pun membeberkan rahasia bagaimana strategi investasi yang dilakukan sang pemilik Man City, Sheikh Mansour, bisa membuat mereka menjelma menjadi klub kaya.
"Sebagian besar perkembangan yang tampak saat ini adalah hasil dari strategi yang dibuat dengan penuh kehati-hatian," ucap Al Mubarak dikutip BolaSport.com dari laman Reuters.
"Secara alamiah, hal itu mengizinkan kami untuk melakukan evolusi dan tumbuh," katanya melanjutkan.
(Baca juga: Video yang Menjadi Bukti Cristiano Ronaldo Bahagia di Juventus)
Pada sisi yang lain, Al Mubarak juga menyatakan bahwa prestasi yang diraih timnya musim lalu telah menjadi sejarah yang tak terlupakan.
Sebab, ia menilai bahwa semuanya tak bisa diraih tanpa kerja keras semua anggota klub.
"Musim 2017-2018 akan terukir dalam sejarah, karena permainan sepak bola luar biasa yang kita semua saksikan," tutur pria 43 tahun ini.
"Kami diliputi rasa bangga yang hebat, dengan kerja keras Pep Guardiola, para pemain, dan staf yang telah bekerja tanpa lelah mendukung keberlangsungan tim," bebernya.