Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Strategi baru Chelsea yang ditawarkan pelatih Maurizio Sarri, mendapatkan sambuatan positif dari sang pemain, Cesar Azpilicueta.
Bek Chelsea, Cesar Azpilicueta, adalah pemain kesekian yang mengakui perbedaan yang berarti antara pelatih Maurizio Sarri dengan sang pendahulu, Antonio Conte.
Langkah Azpilicueta untuk berkomentar telah didahului oleh Alvaro Morata, David Luiz, Pedro Rodriguez, hingga Eden Hazard.
Lelaki 29 tahun itu menyatakan mengagumi ide baru yang ditawarkan Sarri dan menikmati dengan nyaman tantangan strategi racikannya.
(Baca Juga: Sergio Ramos Bermain Terlalu Bebas, Ini Kata Pelatih Real Madrid)
"Saya lebih condong untuk bertahan (dengan jarak) sejauh mungkin di atas lapangan," ucap Cesar Azpilicueta, seperti dikutip BolaSport.com dari laman Daily Mail.
"Ini berbeda dan Anda bisa melihat kami menekan sangat tinggi, garis pertahanan kami sangat tinggi tetapi itulah yang kami mau," tutur Azpilicueta melanjutkan.
Menurutnya, bersama Sarri, The Blues saat ini ingin mendominasi pertandingan dan sesegera mungkin mendapatkan bola setelah kehilangan, dan menikmati penguasaan bola.
(Baca Juga: Kebebasan Sergio Ramos di Real Madrid Harus Segera Dibatasi)
Lebih lanjut, pesepak bola berkebangsaan Spanyol tersebut menilai hal itu akan memudahkan seorang pemain bertahan untuk memotong pergerakan penyerang lawan dengan segera.
"Anda dapat menjangkau striker lawan di mana pun Anda menginginkannya sejauh mungkin dari gawang," tutur defender berpostur 178 sentimeter ini.
"Dewasa ini bahkan ketika berada di dalam kotak penalti sendiri, Anda tak bisa merasa aman karena kualitas striker yang dimiliki lawan. Untuk bertahan dalam jarak tersebut akan lebih sulit," tandasnya.
(Baca Juga: Barcelona Semakin Tidak Ramah dengan Para Pemain Spanyol)
Sementara itu, sejak musim ini Cesar Azpilicueta telah kembali mengisi pos alamiahnya sebagai bek kanan.
Meskipun, dengan pendekatan pressing ketat Maurizio Sarri ia dituntut untuk naik ke atas untuk memainkan garis pertahanan tinggi.
Hal itu bisa saja mendatangkan risiko bilamana The Blues mendapatkan serangan balik secara tiba-tiba, jika pemain lawan memiliki pemain dengan kemampuan sprint mumpuni.
Sebelumnya ia bertransformasi menjadi bek tengah ketika Chelsea di bawah komando Antonio Conte pada dua musim terakhir.