Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada 6 Februari 1965, Stanley Matthews mengakhiri petualangannya di sepak bola sebagai pemain.
Mengakhiri karier di usia uzur bagi pesepak bola, yakni 50 tahun, tercatat Matthews bermain sebanyak 704 di seluruh kompetisi di tanah Inggris.
Sepanjang kariernya sosok bergelar "sir" hanya memperkuat dua klub Liga Inggris yang namanya kurang berkibar di era modern, yaitu Blackpool dan Stoke City.
Matthews yang lahir pada 1 Februari 1915 di Stoke-on-Trent, Staffordshire, Inggris, mengawali karier profesionalnya di Stoke City pada 1932.
Membela klub kota kelahirannya, ia langsung membawa The Potters juara Liga Inggris kasta kedua dan promosi ke kasta utama pada tahun 1933.
Bermain bersama Stoke hingga 1947, Matthews kemudian pindah ke Blackpool dengan tebusan 11 ribu poundsterling di usia 32 tahun.
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Ketika Fan Manchester United Sarangkan Hat-trick ke Gawang Klub Idolanya)
Bersama Blackpool kariernya berjalan dengan baik dengan menjuarai Piala FA tahun 1953.
Di final bersejarah itu Blackpool mengalahkan Bolton Wanderers 4-3 dengan tertinggal terlebih dahulu 1-3.
Matthews yang berposisi sebagai winger kanan memang tak memiliki banyak gol bila dibandingkan penyerang haus gol di eranya.
Beberapa sumber mengatakan ia total menggelontorkan 71 gol untuk dua klub yang ia bela.
Kesampingkan seberapa tajam Matthews, karena puja-puji diberikan fan sepak bola karena terpikat dribel aduhainya.
"Matthews Move" menjadi teknik spesial yang ia peragakan dan membuat panggilan "Si Penyihir Penggiring Bola" disematkan padanya.
"Hampir tak ada satupun yang sanggup menghentikannya," puji mantan kapten timnas Jerman, Franz Beckenbauer.
Demi melihat kelihaian Matthews melewati lawan penonton rela datang dan memadati stadion.
Hal itu terlihat pada tahun 1961 saat Matthews kembali memperkuat Stoke.
Di partai debut melawan Huddersfield Town di usia 46 tahun penonton meningkat tiga kali lipat dari sebelumnya demi melihat Matthews bermain.
Selain bermain di level klub, Matthews juga membela timnas Inggris dengan catatan caps sebanyak 59 kali dengan torehan 11 gol.
Momen bersama timnas Inggris yang patut diingat adalah saat ia bermain melawan Brasil pada 9 Mei 1956.
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Lahirnya Pelatih Tersukses Timnas Jerman Sepanjang Sejarah)
Saat itu Inggris menang 4-2 di laga yang berlangsung di Stadion Empire, Wembley.
Matthews memang tak mencetak gol, tetapi ia sanggup membuat full back Nilton Santos yang dicap terbaik pada saat itu ketar-ketir.
Usia Santos sedang di usia emas saat itu yaitu 28 tahun, dan ia mesti menjaga pergerakan Matthews yang usianya sudah menginjak 41 tahun.
"Mister Matthews, kaulah rajanya," ucap Santos pada sang maestro usai laga, dalam laporan yang ditulis jurnalis olahraga Inggris, Norman Giller.
Di tahun itu juga, tepatnya pada 18 Desember 1956, Matthews mendapatkan penghargaan sebagai pesepak bola terbaik Eropa, Ballon d'Or.
Matthews mengalahkan dua penyerang haus gol yang bertaji di Real Madrid, Alfredo Di Stefano dan Raymond Kopa, dalam Ballon d'Or edisi pertama itu.
Pada tahun berikutnya anak dari petinju sekaligus tukang cukur rambut itu menempatkan namanya di catatan sejarah timnas Inggris.
Memperkuat Inggris di laga melawan Denmark pada 15 Mei 1957, Matthews menjadi pemain tertua yang membela timnas pada usia 42 tahun 103 hari.
Melawan Fulham dimana Stoke menang 3-1, Matthews di usia 50 tahun bermain penuh sejak menit pertama di laga terakhirnya sebagai pemain.
Laga tersebut menjadi satu-satunya laga yang ia lakoni di musim 1964-1965 itu.
Usai pensiun Matthews merajut karier sebagai pelatih Port Vale.
Tak sukses sebagai pelatih di negerinya, Matthews mencoba melatih di negara lain yakni Malta dan Afrika Selatan.
Di Afrika Selatan pada 1975, pria rendah hati itu mendobrak sistem apartheid di negara tersebut dengan melatih siswa kulit hitam di Soweta. Tim mereka disebut "Stan's Men"
Tahun 2000 menjadi tahun terakhir bagi Matthews di dunia, karena ajal akhirnya menghampirinya.
Setelah ditinggal istri tercintanya, Betty, kesehatan Matthews menurun dan ia pun berpulang pada Februari 2000, tiga pekan sebelum ulang tahunnya yang ke-85 tahun.
Segenap mantan pesepak bola besar seperti Sir Bobby Charlton dan Gordon Banks menghadiri pemakamannya.
Usai berpulangnya Matthews, lusinan legenda sepak bola memberikan kesan terakhir lewat otobiografinya yang terbit di tahun ia wafat.
"Sosok yang mengajarkan pada kita semua bagaimana sepak bola harus dimainkan," begitulah menurut legenda timnas Brasil, Pele, yang diungkapkannya dalam buku berjudul The Way It Was: My Autobiography itu.
A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on