Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
4 dari Watford pada pekan ke-26 Liga Inggris, Senin (5/2/2018).
Chelsea sebetulnya menutup tahun 2017 dengan berada di posisi ke-2 klasemen Liga Inggris.
Tapi, rangkaian hasil buruk sepanjang 2018 membuat mereka kini merosot ke peringkat ke-4.
Chelsea hanya sekali menang dalam lima pertandingan terbaru dan selalu kalah dalam dua laga terakhir.
The Blues juga sudah tersingkir di babak semifinal Piala Liga Inggris.
(Baca Juga: Wasit 'Curang' Ini Bawa Liverpool Tak Pernah Kalah dari Tottenham)
Tidak mudah memecat Antonio Conte, pelatih yang musim lalu baru memberikan gelar juara Liga Inggris kepada Chelsea.
Tapi, setidaknya ada 5 hal yang bisa menjadi alasan bahwa pemecatan Conte akan menjadi langkah yang tepat.
1. Sudah Menyerah di Akhir 2017
Antonio Conte sudah menyatakan menyerah dalam perburuan gelar juara Liga Inggris.
Walaupun saat itu masih di peringkat 2, Chelsea memang sudah defisit 14 poin dari Manchester City.
Conte biasanya adalah seorang petarung yang bisa membalikkan situasi sulit di tim-tim yang pernah diasuhnya.
Saat dia sudah menyerah, energi negatif mungkin jadi mengurung seluruh tim Chelsea.
Tak heran jika penampilan Chelsea malah menurun setelah Antonio Conte mengeluarkan pernyataan itu.
Kini Chelsea perlu menyelamatkan sisa kompetisi di mana mereka masih punya peluang di Piala FA, Liga Champions, dan setidaknya finis di 4 besar Liga Inggris.
A night to forget at Vicarage Road... #WATCHEhttps://t.co/gi1sUKLNr7
— Chelsea FC (@ChelseaFC) 5 Februari 2018
2. Formasi Sudah Usang
Musim lalu Antonio Conte membuat keajaiban dengan membuat Chelsea meninggalkan formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3 menjadi 3-4-3 atau 3-4-2-1.
Formasi baru itu membawa Chelsea bangkit dari performa jelek jadi mendominasi Liga Inggris sampai akhirnya menjadi juara.
Musim ini formasi itu langsung terasa usang.
Bukan hanya banyak tim kini mulai meniru memakai formasi tiga bek, semua kelemahan sistem permainan Chelsea bisa jadi sudah terbaca lawan.
Saatnya membawa pelatih baru yang bisa membawa ide baru dan sistem permainan baru karena Conte terus memaksakan diri bernostalgia dengan formasi musim lalu.
(Baca Juga: Sejarah Hari Ini, Ketika Fan Manchester United Sarangkan Hat-trick ke Gawang Klub Idolanya)
3. Hubungan Buruk dengan Pemain
Musim lalu mengusir striker Diego Costa, sekarang membekukan bek David Luiz.
Di Chelsea, Antonio Conte seperti punya tendensi tidak segan bermusuhan dengan pemain top yang punya posisi kuat di kamar ganti.
Boleh jadi sudah mulai muncul ketidakpercayaan para pemain pada Conte.
Kalau Diego Costa dan David Luiz saja bisa diperlakukan seperti itu, siapa yang menjamin mereka tidak akan menjadi korban sang pelatih berikutnya?
Chelsea perlu menyelamatkan keharmonisan tim dan caranya adalah menendang orang yang paling keras kepala.
4. Manuver Transfer Memalukan
Dua kali bursa transfer pada musim 2017-2018, semuanya dilalui dengan memalukan oleh Antonio Conte, yang merasa dirinya harus dibelikan pemain-pemain top.
Friksi dengan manajemen klub, yang menginginkan belanja klub lebih terkontrol, mengakibatkan manuver transfer Chelsea berantakan.
Di musim panas, Leonardo Bonucci dan Romelu Lukaku luput dari kejaran Chelsea karena dibajak klub lain yang bergerak lebih cepat memenuhi permintaan harga klub pemilik.
Di musim dingin, kekacauan terulang.
Memburu penyerang baru, Chelsea memang mendapatkan Olivier Giroud.
Tapi, transfer itu jelas hanya remah-remah dari reaksi berantai setelah Alexis Sanchez dan Pierre-Emerick Aubameyang menyelesaikan kepindahan mereka.
Tambahan lagi, di bursa transfer Chelsea malah kehilangan Nemanja Matic dan Michy Batshuayi, dua pemain yang kemudian bersinar di klub barunya.
5. Tradisi Bagus Pemecatan
Di era kepemilikan Roman Abramovich, pemecatan pelatih biasanya memberikan efek bagus buat Chelsea.
Dimulai dari Jose Mourinho, yang dipecat pada 2007.
Pelatih penggantinya, Avram Grant, membawa Chelsea ke final Piala Liga Inggris dan Liga Champions.
Kemudian usai pemecatan Luiz Felipe Scolari pada 2009, Chelsea malah menjadi juara Piala FA 2008-2009 bersama Guus Hiddink.
Yang paling fenomenal adalah pemecatan Andre Villas-Boas pada 2011.
Chelsea kemudian mampu menjuarai Piala FA dan Liga Champions 2011-2012 bersama pelatih penggantinya, Roberto Di Matteo.
Musim berikutnya Di Matteo menyusul dipecat.
Pelatih suksesornya, Rafael Benitez, kemudian membawa Chelsea menjuarai Liga Europa 2012-2013.
Siapa tahu, dengan pemecatan Antonio Conte, Chelsea pada akhir musim nanti bisa meraih trofi lagi.