Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Manchester City, Josep Guardiola, menjadi pusat perhatian sejak dirinya pertama kali datang ke Liga Inggris.
Berstatus sebagai juara Liga Champions bersama Barcelona, dan juara Liga Jerman bersama Bayern Muenchen, kedatangan Pep Guardiola ke Manchester City disambut ekspektasi yang tinggi.
Apalagi, kala itu Manchester City baru saja ditinggalkan pelatih yang sukses mengantarkan mereka meraih double winner, Piala Liga Inggris dan Liga Inggris musim 2013-2014, Manuel Pellegrini.
Namun, Guardiola meruntuhkan ekspektasi itu pada musim pertama dia membesut Man City.
The Citizens mengakhiri musim 2016-2017 dengan tangan hampa karena tak meraih satu pun gelar juara.
Alhasil, mantan pemain Barcelona itu pun mendapat kritik pedas karena gagal membawa Man City juara.
Padahal, pria berkepala plontos itu telah menghabiskan uang belanja sebesar 200,39 juta pound pada musim pertamanya di Inggris.
Pemain-pemain yang didatangkan Guardiola musim lalu pun tampil kurang begitu mengesankan.
Sebut saja John Stones dan Nolito yang tak tampil maksimal musim lalu.
Nolito pun harus kembali ke Liga Spanyol akhir musim tersebut, setelah hanya satu musim di Inggris.
(Baca Juga: Sindir Wayne Rooney, Jose Mourinho Bingung dengan Konsep Box-to-Box yang Kekinian)
Belanja jor-joran musim lalu masih diulangi Guardiola pada musim ini.
Total 228,3 juta pound dihabiskan Guardiola awal musim lalu.
Salah satu gebrakan dilakukannya ketika mendatangkan sederet bek baru dengan nilai yang sangat mahal.
Setelah Stones (50,04 juta pounds), Guardiola memborong Benjamin Mendy (51,75), Kyle Walker (45,9), Danilo (27), dan yang terbaru sekaligus termahal Aymeric Laporte (58,5).
Jumlah uang yang dihamburkan oleh Guardiola itu menuai kritik dari pelatih tim lawan.
"Man City membeli fullback seharga striker," kata Jose Mourinho, manajer Man United seperti dilansir BolaSport.com dari The Sun.
Senada dengan Mourinho, Antonio Conte, manajer Chelsea, pun mengatakan bahwa timnya tak bisa berbelanja seperti yang dilakukan oleh tim Guardiola.
"Hanya ada dua tim yang bisa membayar gaji Alexis Sanchez (Man United dan Man City), yang jelas bukan Chelsea," kata Conte.
Seolah membungkam kritik, pemain-pemain baru Man City tampil gemilang dan mengantar mereka ke puncak klasemen sementara Liga Inggris.
Lebih hebat lagi Man City berjarak 13 poin dari peringkat kedua, Man United.
Menilik dari karakter permainan, Guardiola lagi-lagi mendapat kritik.
Kali ini datang dari bek senior asal Italia, Giorgio Chiellini.
Chiellini menyebut karakter possession football yang dimainkan oleh Guardiola itu menghancurkan permainan bertahan khas Italia.
"Pep Guardiola merusak para pemain bertahan Italia. Itu membuat kami kehilangan identitas", ucap Chiellini seperti dilansir BolaSport.com dari Mirror.
Guardiola terus menjadi sorotan sepanjang musim ini.
(Baca Juga: Berselebrasi Usai Bobol Gawang Mantan Tim, Bernardeschi: Saya Menghormati Fans!)
Lihat saja ketika muncul pemberitaan bahwa Guardiola disebut berbicara kasar kepada Nathan Redmond setelah laga Man City kontra Southampton beberapa waktu lalu.
Dari tayangan video, Guardiola memang terlihat berapi-api ketika berbicara kepada Redmond.
Namun akhirnya sang pemain mengakui bahwa Guardiola justru memuji dirinya, tetapi dengan gaya yang bersemangat.
Baru-baru ini, Guardiola juga mendapat kritik dari legenda Man United, Gary Neville.
Neville menyebut Guardiola memandang lemah lawan karena hanya membawa 6 pemain cadangan saat bertandang ke Stadion Turf Moor, markas Burnley, pada lanjutan Liga Inggris.
Saudara kandung Phil Neville itu juga menyebut Guardiola tak menghargai pemain-pemain muda yang bermain untuk tim junior Man City.
Tak terima disebut demikian, Guardiola pun melancarkan serangan balik kepada Neville.
"Pekerjaan saya selalu serius. Saya tak pernah bermain-main, tak pernah meremehkan," tutur Guardiola dilansir BolaSport.com dari Twitter Man City.
"Dia seharusnya tahu itu, karena dia juga pernah menjadi pelatih. Meskipun untuk waktu yang singkat," kata dia menambahkan.
Neville memang pernah menjadi pelatih Valencia pada 2 Desember 2015, lalu dipecat pada 30 Maret 2016.