Antonio Conte Disebut Sudah Tak Sabar untuk Segera Meninggalkan Chelsea

Mantan Pelatih Chelsea, Gianluca Vialli, mengungkapkan bahwa pelatih The Blues saat ini, Antonio Conte, sangat ingin meninggalkan Stamford Bridge.

Klub asal Kota London ini mengalami musim yang sulit saat ini setelah menjuarai Liga Inggris musim lalu.

Terakhir, Chelsea harus takluk untuk pertama kalinya dalam 28 tahun dari Tottenham Hotspur di Stadion Stamford Bridge, Minggu (1/4/2018)

The Blues harus kalah 1-3 dari Tottenham Hotspur berkat tiga gol tim tamu yang dicetak oleh Cristian Eriksen (menit ke-45), dan Dele Alli (menit ke-62 dan 66).

Sementara satu gol The Blues diciptakan oleh Alvaro Morata pada menit ke-30 .

Kekalahan dalam laga pertajuk Derbi London ini membuat The Blues tertahan di peringkat kelima dengan 56 poin.

(Baca Juga: Reaksi Arsene Wenger Usai Pierre-Emerick Aubameyang Tak Mau Eksekusi Penalti)

Hal ini membuat peluang Chelsea untuk mendapatkan tiket Liga Champions musim depan semakin sulit.

Kondisi Chelsea yang serba sulit saat membuat kabar akan segera hengkangnya Antonio Conte semakin kuat.

Pendapat serupa juga diungkapkan mantan pemain sekaligus pelatih Chelsea, Gianluca Vialli.

Pria yang juga berasal dari Italia ini mengatakan bahwa Antonio Conte ingin segera meninggalkan The Blues karena tak tahan direksi klub.

(Baca Juga: Drama Rumit James Rodriguez, Real Madrid, Bayern Muenchen, dan Uang Rp 710 Miliar)

"Conte tidak sabar untuk meninggalkan Chelsea," ujar Vialli dikutip BolaSport.com dari Sky Sport Italia.

"Dia tidak tahan karena mereka menjual atau membeli pemain tanpa berkonsultasi dengannya.

"Sejujurnya direksi Chelsea seperti seorang pelatih dan lebih dari seorang pria yang berada di dalam klub."

Jika Antonio Conte jadi hengkang dari Stamford Bridge, klub kaya Prancis, Paris Saint-Germain (PSG) dikabarkan siap menampung mantan pelatih Juventus ini untuk menggantikan Unai Emery.

 

Jika proyek Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) dalam merekrut dan mewarganegarakan sepuluh pebasket U15 Afrika berjalan lancar, mereka dipastikan telah melakukan pelanggaran hukum. Alasannya, tak ada undang-undang yang dapat menjadi pijakan hukum dalam proses perekrutan tersebut. Jika memang ingin merekrut pebasket asing di bawah 18 tahun, Perbasi harus melalui skema pemilihan warga negara. Namun, itu tak mungkin dilakukan karena proses pemilihan warga negara hanya diperbolehkan bagi warga negara asing hasil kawin campur. Apa pendapat kalian? #Basket #Perbasi #Olimpik

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on Apr 1, 2018 at 5:15am PDT