Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Inilah Korban Teranyar Inovasi Pep Guardiola

By Anggun Pratama - Selasa, 3 April 2018 | 20:52 WIB
Bek Manchester City, Aymeric Laporte (kanan), berduel dengan gelandang West Bromwich Albion, Sam Field, dalam laga Liga Inggris di Stadion Etihad, Manchester, pada 31 Januari 2018. (OLI SCARFF/AFP)

 Tidak ada yang menyangkal bahwa pelatih Manchester City, Josep "Pep" Guardiola merupakan sosok yang inovatif. Ia kaya inovasi, hingga rutin memunculkan cara berbeda dalam memanfaatkan pemainnya.

Ada banyak contoh pemain yang punya posisi alami berubah setelah mendapat polesan Pep Guardiola. Sosok yang paling berhasil adalah Javier Mascherano di Barcelona. Sebelum Pep datang, Mascherano merupakan gelandang bertahan top.

Namun, Pep menggesernya menjadi seorang bek tengah karena banyak alasan. Selain keberadaan Sergio Busquets yang seposisi dengan Mascherano, Pep menilai Mascherano punya kecerdasan taktik tinggi dan lebih bagus ketika bermain sebagai bek tengah.

Contoh lain adalah Phillip Lahm di Bayern Muenchen. Selama bertahun-tahun, Lahm merupakan bek sayap jempolan. Ketika Pep datang, ia melihat Lahm punya kualitas buat dijadikan gelandang sentral.

Ketenangan, dan lagi-lagi kecerdasan taktik, membuat Lahm digeser sebagai gelandang tengah.

"Ia paham permainan ini. Tak semua pemain begitu. Banyak pemain paham posisinya. Philipp bisa bermain di semua posisi. Sepak bola adalah permainan di mana semua orang bergerak, dan Anda harus membuat keputusan dalam waktu kurang dari sedetik apa yang terjadi di posisi Anda dan lingkungan di sekitar Anda. Keputusan yang dibuat Lahm berada di momen yang tepat," kata Pep memuji Lahm.

(Baca juga: Messi Dicap Genius Setelah Gerakan 54 Detik Saat Lawan Sevilla)


Ekspresi pelatih Manchester City, Pep Guardiola, pada laga penentuan babak 16 besar Liga Champions di Stadion Emirates, Rabu (8/3/2018) waktu setempat.(Oli SCARFF / AFP)

Sosok terbaru yang menjadi "korban" inovasi Pep adalah Aymeric Laporte. Laporte dibeli dari Athletic Bilbao pada bursa musim dingin 2018.

Di sepanjang kariernya, Laporte dikenal sebagai bek tengah, bahkan sempat menyandang status wonderkid.

Namun, saat melawan Everton pada Sabtu (31/3/2018) di Stadion Goodison Park, Laporte dimainkan sebagai bek kiri dalam sistem 4-3-3 atau di beberapa situs disebut bermain sebagai bek tengah kiri dalam sistem 3-5-2.

Laporte tidak bermain buruk, tetapi tak istimewa juga. Yang terutama, ia menjalankan tugasnya dengan baik. Seamus Coleman atau Theo Walcott yang bermain di sisi kanan Everton tak banyak memberikan ancaman.

Banyak yang menyebut Laporte adalah jawaban bagi City buat menghentikan Mohamed Salah ketika menghadapi Liverpool FC di laga pertama babak perempat final Liga Champions 2017-2018 di Stadion Anfield pada Kamis (5/4/2018) dini hari WIB.

"Kami tahu laga melawan Liverpool akan sulit. Mereka punya pemain hebat dan dalam performa yang baik. Kami harus 100 persen fokus demi mendapatkan peluang menang," ujar Laporte di Manchester Evening News.

Berikut "Korban" Inovasi Guardiola

Barcelona
Javier Mascherano
Gelandang Bertahan --> Bek Tengah

Manchester City
Fabian Delph
Gelandang Bertahan --> Bek Kiri

Aymeric Laporte
Bek Tengah --> bek kiri

Aleksandar Kolarov
Bek Kiri--> bek tengah

Bayern Muenchen
Javi Martinez 
Gelandang Bertahan --> Bek Tengah

Joshua Kimmich
Gelandang Bertahan/Bek Tengah--> Bek Kanan

David Alaba
Bek Sayap --> Gelandang Bertahan, Bek Tengah

Phillip Lahm
Bek Sayap --> Gelandang Bertahan

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P