Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Eks pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson, pernah bilang bahwa lini serang memenangi laga, tapi pertahanan yang menghadirkan gelar juara.
Penulis: Sem Bagaskara
Opini itu sesungguhnya bisa didebat dengan data statistik. Sejak 1995/96, tatkala Premier League mulai beranggotakan 20 tim, 14 dari 22 juara adalah pemilik lini serang terbaik.
Sebaliknya, hanya ada enam tim dari 22 kampiun terakhir yang juga memangku status sebagai pemilik pertahanan terbaik.
Tak heran para ahli strategi Premier League kini menuntut keseimbangan, tidak terkecuali manajer Chelsea, Antonio Conte.
Ia memuja habis penampilan Cesc Fabregas saat The Blues menang 2-0 atas Everton pada pekan ketiga EPL 2017/18. Tapi, Conte membuat beberapa catatan.
"Sekarang Fabregas mencoba berkembang dalam situasi bertahan dan berupaya menjadi lebih kuat seperti N'Golo Kante. Ia harus mengupayakannya dan N'Golo juga mesti menjadi seperti Cesc saat memegang bola!," kata Conte di Daily Mirror.
Format 3-4-3 atau 3-5-2 yang dipraktikkan Conte memang membutuhkan tipe gelandang seimbang. Mereka harus flamboyan sekaligus gahar.
(Baca Juga: Persis Solo Goes to School, Ajang Mendekatkan Diri ke Masyarakat)
Fabregas menjadi yang teratas di Chelsea soal catatan operan dan kreasi peluang. Tapi, ia terlihat sangat lemah dalam aspek defensif.
Rekrutan anyar, Tiemoue Bakayoko, masih terlalu sering bikin pelanggaran dan tak banyak terlibat dalam situasi ofensif.
Belum merekahnya performa Bakayoko lantas banyak dipakai sebagai alat untuk mendeskripsikan kepayahan Chelsea di bursa transfer.
Api dalam Sekam
Terlalu dini untuk menilai Bakayoko. Akan tetapi, secara keseluruhan ponten The Blues di pasar pemain memang merah.
Incaran semodel Romelu Lukaku, Alex Oxlade-Chamberlain, Leonardo Bonucci, Ross Barkley, Fernando Llorente, dan Radja Nainggolan lolos dari tangkapan.
(Baca Juga: Pemain Termahal Timnas U-22 Indonesia Dapat Beasiswa Kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi)
Sebagian besar memilih bergabung ke klub lain. Manajemen klub juga gagal menjual Diego Costa.
Bukannya menyelesaikan bursa transfer dengan antusias, Chelsea malah boleh jadi menjalani musim 2017/18 dengan menyimpan api dalam sekam yang setiap saat bisa meledak, merugikan tim.
A post shared by TABLOID BOLA (@tabloid_bola) on
Conte, yang tidak punya banyak wewenang dalam proses perekrutan pemain, dikabarkan Daily Express marah karena gagal memperoleh pemain-pemain idamannya.
Chelsea memang merekrut personel-personel bagus, tapi rata-rata bukan pilihan utama Conte.
Begitu pula bos besar Roman Abramovich. Dia meminta pertanggungjawaban Marina Granovskaia dan Michael Emenalo, duet direktur yang mengatur manuver transfer klub.