Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Napoli Vs Cagliari - Automasi Sarrismo

By Anggun Pratama - Minggu, 1 Oktober 2017 | 06:56 WIB
Pemain Napoli, Dries Mertens dan Marek Hamsik (kanan), merayakan kemenangan atas Feyenoord Rotterdam dalam laga Grup F Liga Champions di Stadion San Paolo, Naples, Italia, pada 26 September 2017. (CARLO HERMANN/AFP)

 Bisa apa Cagliari saat bertemu tim dengan daya ledak tertinggi di Eropa? Pada Ahad (1/10), Cagliari bisa jadi bulan-bulanan Napoli di Stadion San Paolo.

Cagliari datang ke tempat dan menghadapi lawan di waktu yang tidak tepat. Napoli merupakan tim tertajam di Eropa berkat 22 gol yang mereka buat dalam enam laga di Serie A.

Tak ada tim lain di lima liga top Eropa (La Liga, EPL, Bundesliga, Serie A, Ligue 1) yang sudah membuat gol sebanyak I Partenopei. Tim terdekat adalah Manchester City dan PSG yang membuat 21 gol.

Musim ini, Napoli sudah menjalani 10 laga resmi. Total gol pasukan Maurizio Sarri adalah 30 biji alias rata-rata tiga gol per pertandingan!

Tentu sulit bagi pertahanan mana pun menghadang tim dengan daya ledak seperti Napoli. Cagliari barangkali hanya bisa memanfaatkan faktor kelelahan sang tuan rumah yang baru bermain di Liga Champion tengah pekan ini kontra Feyenoord.

(Baca juga: Nama Indonesia Disebut-sebut saat Manchester United vs Crystal Palace, Ini Penyebabnya)

Sebagai tim yang baru belakangan rutin merasakan mentas di kompetisi antarklub Eropa, Napoli terutama pelatih Maurizio Sarri, sadar tak bisa berbuat banyak.

"Sekarang saya tahu kenapa pelatih di level ini tak bicara soal latihan. Tak ada latihan. Napoli hanya bisa berlatih sepekan penuh pada Desember mendatang," ujarnya.

Namun, melihat Dries Mertens dkk. sudah paham dengan filosofi Sarrismo, rasanya siapa pun yang dipasang masih punya kualitas lebih baik ketimbang sang tamu. Cara bermain Napoli sudah tersistem di benak para pemain terlepas dari pilihan pemain Sarri.

Terlebih Cagliari sedang dalam grafik performa menurun setelah menderita dua kekalahan kandang berurutan dari Sassuolo dan Chievo. Tentu datang ke San Paolo dalam keadaan tersebut bukan modal yang bagus.