Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Akhir pekan ini, pada 10 September 2017, Inter Milan akan menjamu sebuah klub yang telah lama tidak dijumpai, yaitu SPAL.
Penulis: Dian Savitri
Terakhir kali SPAL berjumpa Inter adalah pada 17 Maret 1968 alias 49 tahun yang lalu.
Bahkan ketika itu, SPAL masih memakai nama lama, Ars et Labor, yang sekarang merupakan bagian dari singkatan nama klub.
Kalau mau diperinci lagi, terakhir kali klub bernama lengkap Societa Polisportiva Ars et Labor itu berlaga di Giuseppe Meazza adalah pada 26 November 1967.
Masalahnya, SPAL belum pernah menang ketika bermain di stadion itu saat melawan Inter.
(Baca juga: Hujan Tepung pada Sesi Latihan Inter Milan, Ada Apa?)
Lain halnya ketika menjumpai seteru Inter, AC Milan.
SPAL pernah menang atas Milan di San Siro.
Sejak pertama kali bertemu, pada 28 Oktober 1951, Inter unggul 14 kali dan hanya seri dua kali melawan SPAL di Serie A, kasta pertama Liga Italia.
Kekalahan SPAL itu menjadi 15 kali jika ditambah dengan laga di Coppa Italia pada 2 September 1979,ketika mereka takluk 0-3.
Bagaimana dengan musim ini?
Agaknya Inter juga akan menang lagi selama SPAL belum bisa menghilangkan “kebiasaan” untuk kalah di Giuseppe Meazza.
Plus, Inter menjadi salah satu kandidat untuk meraih scudetto musim ini, sementara SPAL sudah diprediksi akan terdegradasi lagi ke Serie B pada akhir musim.
Hanya, Inter harus ingat bahwa SPAL sekarang berbeda dengan Ars et Labor yang dijumpai nyaris 50 tahun lalu itu.
Setidaknya pada musim ini, klub promosi itu belum pernah kalah dalam dua laga perdana di Serie A.
Bedanya, kalau Inter menang dua kali, maka SPAL menang satu kali dan seri satu kali.
Jumlah poin keduanya pun tidak berbeda jauh, hanya dua.
Luciano Spalletti, pelatih Inter, pun meminta pemainnya untuk tidak memandang SPAL dengan sebelah mata.
Menurutnya, dengan awalan liga yang dijalani dengan baik oleh SPAL, Inter butuh dukungan dari semua suporter untuk bisa menang akhir pekan ini.
“SPAL memulai liga dengan bagus. Mereka punya empat poin saat ini dan punya banyak value di dalam skuat. Karena itu, kami butuh semua dukungan dari suporter untuk melawan mereka,” kata Spalletti kepada Inter Channel.
Spalletti sudah bisa menurunkan skuat lengkap, termasuk Joao Miranda.
Bek Brasil itu berbenturan di kepala dengan kiper setim, Alisson Becker, saat negaranya menghadapi Ekuador pada Kualifikasi Piala Dunia 2018, 1 September 2017.
Miranda lantas diminta untuk pulang setelah tim medis menyatakan ia sempat kehilangan ingatan jangka pendek, yaitu gagal mengingat skor atau lawan yang dihadapi.
Akan tetapi, setelah menjalani banyak tes yang dilakukannya setelah kembali ke Milan, Miranda dinyatakan sehat dan bisa berlatih mulai Kamis pagi (7/9).
Lalu, taktik apa yang akan dipakai oleh pelatih SPAL, Leonardo Semplici?
Menurut situs Estense, Semplici melatih anak-anak buahnya dengan bola-bola rendah, lari yang cepat, tidak berlama-lama menguasai bola, dan jangan sampai kehilangan bola.
Kita nantikan saja, apakah keempat dogma Semplici itu ampuh untuk menaklukkan Inter di Giuseppe Meazza kali ini.