Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Partai AC Milan versus Udinese memang tidak ada hubungannya dengan Gianluigi Buffon.
Penulis: Dian Savitri
Akan tetapi, kiper senior Juventus itu jadi ada korelasinya dengan laga Liga Italia yang akan digelar di San Siro, 17 September 2017.
Tentu saja, Buffon dihubungkan dengan dua kiper muda Italia yang akan menjaga gawang masing-masing tim, Gianluigi Donnarumma di Milan dan Simone Scuffet di Udinese.
Donnarumma dan Scuffet disebut-sebut sebagai calon pengganti Buffon di tim nasional (timnas) Italia.
Donnarumma sudah bergabung dengan timnas senior, sementara Scuffet masih berada di timnas U-21 Italia walau berusia tiga tahun lebih tua ketimbang Donnarumma.
Donnarumma, kini 18 tahun, menjalani debut pada Oktober 2015 pada usia 16 tahun.
Scuffet, sosok asli Udine, sudah berada di Udinese pada 2013.
Baca juga: Timnas Indonesia dan 3 Kartu Merah Tak Penting dalam Laga Penting Sepanjang 2017
Perbedaan keduanya adalah Milan tidak pernah punya niat untuk menjual Donnarumma, sementara Udinese pernah ingin menjual Scuffet ke Atletico Madrid pada 2015.
Scuffet menolak dan kiper bertinggi badan 196 cm itu kemudian dipinjamkan selama satu musim ke Como.
Musim lalu, Scuffet ada di bangku cadangan, hanya bermain lima kali di Serie A, kasta pertama Liga Italia, menggantikan Orestis Karnezis.
Musim ini, Karnezis ada di Watford dan Scuffet pun naik takhta.
Dengan Scuffet di bawah mistar, Udinese mengawali liga musim ini dengan dua kali kalah, pertama dari Chievo Verona (1-2) kemudian oleh SPAL (2-3).
Barulah pada pekan ke-3, Udinese menang 1-0 atas tamunya, Genoa.
Berkat kemenangan itu, posisi Udinese di klasemen langsung melonjak, dari ke-16 menjadi ke-11.
Sementara itu, Milan disebut sebagai salah satu kandidat untuk menjuarai Serie A, berkat diperkuat oleh pemain-pemain yang memang seharusnya bisa membawa timnya menjadi juara.
Donnarumma membawa Milan menang pada dua laga awal, 3-0 atas Crotone dan 2-1 atas Cagliari.
Akan tetapi, seusai jeda kompetisi, Milan kalah besar, 1-4 di kandang Lazio.
Harus bangkit
Musim lalu, Milan kalah dua kali dari Udinese.
Kira-kira satu bulan setelah mengalahkan Milan atau Oktober 2016, Udinese menunjuk Luigi Delneri sebagai pelatih.
Kemudian, pada laga di Dacia Arena, Februari 2017, Delneri membawa Udinese menang lagi atas Milan.
Kini, Milan bertekad untuk membalas kekalahan itu sekaligus bangkit dari keterpurukan seusai dihancurkan Lazio.
Seperti yang dikatakan oleh pelatih Vincenzo Montella bahwa Milan harus bangkit.
Menurut salah satu blog, kata-kata yang paling tepat untuk menggambarkan Milan saat ini adalah: ”Kalau kami tak pernah hancur sebelumnya, tak mungkin kami akan sefenomenal saat ini.”
Artinya, Milan belajar dari semua kekalahan yang dialami.
Jadi, sebaiknya Delneri dan segenap pasukannya harus waspada sebab Montella dan tim asuhannya tidak akan membuang poin lagi.