Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Hanya meraih lima angka dari tiga pekan pertama Divisi Primera La Liga, kasta teratas Liga Spanyol, musim ini jelas bukan start yang diharapkan Real Madrid.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Real Madrid tertatih-tatih pada awal edisi terkini dengan cuma sekali menang dan dua kali ditahan seri.
Semakin terasa miris lantaran sepasang hasil imbang tadi terjadi saat mentas di Santiago Bernabeu.
Sudah 22 tahun sejak terakhir kali Los Blancos mengawali kompetisi di liga dengan dua hasil seri di kandang.
Baca juga: Timnas Indonesia dan 3 Kartu Merah Tak Penting dalam Laga Penting Sepanjang 2017
Memang lima poin bukan hasil yang terlalu buruk.
Madrid malah pernah menjalani start yang lebih parah usai pergantian milenium.
Sebut saja musim 2001-2002 saat mereka mengemas satu poin saja dari tiga pertandingan pertama di liga.
Madrid kalah di rumah Valencia dan Real Betis, serta cuma meraih satu poin dari Malaga.
Pada akhir kompetisi, anak asuh Vicente del Bosque finis di posisi ketiga, tertinggal sembilan angka dari sang juara, Valencia.
Empat musim kemudian, Madrid juga mengawali kompetisi dengan cara yang buruk, meraih tiga poin saja dari tiga pekan pertama.
Akhir musim 2005/06, Zinedine Zidane cs. tertahan di peringkat kedua, berjarak 12 angka dari Barcelona di atasnya!
Empat edisi
Sepanjang abad ini, Madrid telah enam kali juara.
Kecenderungan yang muncul dari enam musim itu diawali dengan start baik.
Torehan minimalnya adalah enam angka dari tiga pekan pertama.
Hasil tiga pekan pertama dalam enam musim juara Madrid adalah 7, 6, 7, 9, 6, dan 9 poin.
Apakah ini menandakan Madrid bakal sulit mempertahankan gelar liga lantaran mereka cuma punya poin lima di edisi terkini? Tentu saja tidak.
Sejarah lain dengan tendensi positif juga pernah ditorehkan tim asal ibu kota.
Musim ini bukan kali pertama Los Merengues mengawali La Liga dengan torehan hanya satu kali menang dan dua hasil imbang.
Madrid malah tercatat sudah lima kali melakukannya!
Hebatnya, start kurang kencang itu relatif tak mengganggu jalannya petualangan mereka di liga.
Madrid mengebut di lanjutan kompetisi dan menjadi juara dalam empat dari lima musim tadi.
Madrid kampiun edisi 1931/32, 1956/57, 1986/87, dan 1996/97.
Satu musim tersisa, edisi 1945/46, berakhir dengan finis di peringkat empat.
Memang musim masih panjang dan terlalu dini bicara peluang juara.
Namun, dari sisi optimisme, Los Merengues bisa mengambil hikmah dan inspirasi dari empat musim tadi, ketika start lambat di liga tak selalu berujung kegagalan.