Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Laiknya Gerard Pique, Pria Indonesia Ini Memiliki Hak Pilih dalam Referendum Catalunya, Siapa Dia?

By Kautsar Restu Yuda - Kamis, 5 Oktober 2017 | 21:42 WIB
Anwar Bernard Kamawidjaja (DOK. .BBC INDONESIA)

Ada seorang Indonesia yang memiliki hak untuk memilih dan berada di tengah ingar-bingar referendum Catalunya.

Catalunya yang memiliki 7,5 juta penduduk mengadakan referendum alias pemilihan suara untuk kemerdekaan daerah mereka dari pemerintahan Kerajaan Spanyol pada Minggu (1/9/2017).

Bek Barcelona Gerard Pique, adalah salah satu warga Catalan yang mendukung kemerdekaan Catalunya.

Bahkan Pique yang memasang foto kala menyumbang suara di salah satu pusat pemilihan.

Dari sekian banyak warga Catalan pada referendum tersebut, terdapat seorang pria Indonesia yang memiliki hak untuk memberikan suara.

(Baca Juga: Pelatih Barcelona Tidak Tahu Bakal Bermain Kontra Las Palmas!)

Pria tersebut bernama Anwar Bernard Kamawidjaja.

Pria berusia 71 tahun tersebut tinggal di Barcelona sejak 1997.

Kala itu, Anwar berprofesi sebagai sekretaris pribadi dan penerjemah sejarwan, politisi seklaigus budayawan asa Catalunya, Josep Maria Batista i Roca.

Seperti dilansir BolaSport.com dari BBC, dari 180 orang Indonesia di daerah Catalunya, Anwar mengklaim bahwa dia adalah orang pertama dengan paspor Indonesia di Catalunya.

"Saya orang pertama dengan paspor Indonesia yang datang untuk tinggal di Barcelona," ucapnya.

(Baca Juga: Paulo Dybala Ungkap Fakta di Balik Nomor 10 Miliknya, Ternyata Berlawanan dengan Opini Publik)

"Saya satu-satunya orang Indonesia yang ikut memilih referendum ini," kata Anwar.

Dalam pemungutan suara, Anwar memberikan suara yang sama dengan Pique yaitu mendukung kemerdekaan Catalunya.

Sepanjang hidup di Catalunya, Anwar menilai bahwa kawasan tersebut mendapat perlakuan disriminatif dari pemerintah.

Meskipun merupakan daerah terkaya di Spanyol, Anwar melihat kesenjangan antara Catalunya dengan ibukota negara, Madrid.

"Ini dilarang, itu dilarang, banyak larangan. Misalnya saya tinggal di kota kecil, Mataro, keretanya penuh dan tua," ujar pria yang kin telah menjadi warga negara Spanyol itu.

(Baca Juga: Juergen Klopp Klaim Transfer Philippe Coutinho Ditangani secara Profesional)

Sementara di Madrid infrastruktur bagus, sedangkan di sini, semuanya diperlambat dan ditelantarkan. Alasannya ekonomi," kata pengajar bahasa Indonesia di Casa Asia, Barcelona.

Referendum Catalunya sempat membuat kepastian digelar atau tidaknya laga La Liga antara Barcelona kontra Las Palmas menjadi kabur.

Pihak Barcelona mengajukan penundaan laga karena menilai situasi Catalunya sedang tidak kondusif untuk menyelenggarakan laga.

Namun, operator La Liga enggan menyetujui permintaan tersebut.

(Baca Juga: Ada Nama Mantan Pemain Persib Bandung di Laga Manchester United Vs Crystal Palace)

Barcelona akhirnya memutuskan untuk bermain tanpa penonton, 25 menit sebelum sepak mula.

Ini sebagai bentuk protes karena permintaan klub agar laga ditunda ditolak.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P