Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kericuhan yang terjadi pada sesi latihan terbuka timnas Argentina pada Senin (11/6/2018) menjadi satu lagi noda federasi sepak bola Argentina, AFA, di mata wartawan peliput timnas Argentina, Pablo DiZeo.
Laporan Firzie A. Idris dari Moskow, Rusia
Terjadi kericuhan besar antara tim media timnas Argentina dan para wartawan yang ingin menghadiri sesi open training Lionel Messi cs di Bronnitsy Training Center, Moscow Oblast, pada Senin (11/6/2018).
Keterbatasan tempat dan minimnya informasi yang tersedia kepada para jurnalis menjadi penyebab friksi tersebut.
Kisruh ini menyusul kontroversi mengenai pembatalan pertandingan Israel-Argentina di Jerusalem minggu lalu.
Alhasil, Lionel Messi cs akan mendarat di Rusia minus satu laga persahabatan penting jelang Piala Dunia.
Bagi Pablo DiZeo, seorang fotografer freelancer yang sudah mengikuti timnas Argentina selama delapan tahun terakhir, kisruh ini merupakan kisah terakhir dari buruknya manajemen di AFA.
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup D, Lionel Messi Langsung Bertemu Tim Debutan)
"Semestinya, mereka bisa menginformasikan keperluan di open training dengan baik. Namun, saya tak bingung. Banyak orang tidak kompeten di AFA, dari jajaran atas mau pun bawah," tutur warga negara Argentina yang tinggal di New York tersebut.
Pria yang dalam delapan tahun terakhir menghadiri 95 laga timnas Argentina di tiga Piala Dunia dan dua Copa America tersebut menilai bahwa organisasi AFA penuh masalah.
"Contoh, laga melawan Israel akan berlangsung baik-baik saja apabila bergulir di Tel Aviv atau kota selain Jerusalem," lanjutnya.
"Namun, mereka memaksakan di Jerusalem karena presiden federasi kami dekat dengan presiden Argentina dan ia ingin merebut hati Presiden Amerika Serikat, Donald Trump," ujarnya lagi.
(Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa)
Pablo juga menceritakan bagaimana AFA dijalankan seperti bisnis keluarga di mana nepotisme dan korupsi marak terjadi.
"Transfer besar di Argentina selalu mencurigakan. Biaya transfer besar sering dicurigai sebagai kedok untuk money laundering," lanjutnya dengan geleng-geleng kepala.
Tim nasional pun tak luput dari hal serupa.
Argentina mempunyai empat pelatih dalam empat tahun terakhir dan ketidakstabilan itu hampir saja membuat mereka gagal lolos ke Rusia 2018.
"Sejauh ini kami punya beberapa pelatih yang bisa memaksimalkan Messi tapi tidak 10 pemain lain di sekeliling dia," ujarnya menggerutu.
Pria yang akan meliput 14 laga fase grup sepanjang Piala Dunia ini pun ragu Lionel Messi akan bisa mengangkat trofi lagi musim ini.
"Menurut saya, masalah para pemain kami adalah mentalitas. Beban untuk menang dan mempersembahkan gelar pertama bagi Argentina sejak Copa America 1993 tampaknya terlalu besar, mereka jadi takut dan tak bisa bermain lepas," lanjut Pablo.