Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Maroko Vs Iran, Lupakan Politik!

By BolaSport - Jumat, 15 Juni 2018 | 17:39 WIB
Penyerang Iran, Sardar Azmoun, melakukan selebrasi seusai mencetak gol ke gawang Aljazair dalam laga uji coba di Merkur Arena, Graz, Austria, pada 27 Maret 2018. (JOE KLAMAR/AFP)

Di bidang politik, Maroko dan Iran tidak akur. Saling usir diplomat sudah menjadi semacam tradisi di antara keduanya, setiap kali kondisi memanas. Yang terakhir kali terjadi adalah Maret lalu. Kini, keduanya akan bertemu lagi, tapi di arena yang berbeda.

Penulis: Dian Savitri

Maroko akan menjadi tuan rumah untuk Iran pada pertemuan pertama kedua negara di sepak bola. Saint Petersburg Arena akan menjadi tempat untuk laga yang digelar pada 15 Juni mendatang.

Bisa jadi, pertemuan Maroko dan Iran akan mirip seperti pertemuan antara Amerika Serikat dan Iran pada fase grup Piala Dunia 1998. Ulasan yang mendahului laga itu biasanya berbau politis.

(Baca Juga: Portugal Vs Spanyol - Kelengseran Mendadak Pelatih Tim Matador dan Kemonceran Ronaldo)

Alhasil, pada 21 Juni 1998, Iran bisa mengalahkan AS dengan skor 2-1. Pada akhirnya, AS dan Iran sama-sama tersingkir dari Piala Dunia, setelah gagal lolos dari grup yang juga berisi Jerman dan Yugoslavia.

Hanya, Iran lebih unggul dibanding AS. Mereka punya tiga poin, sementara AS tidak mendapat nilai satu pun akibat keok dari Jerman dan Yugoslavia.

Kini, Iran akan menjumpai Maroko. Apa yang akan terjadi? Bisa jadi akan mirip dengan hasil 1998. Salah satu akan menang dan punya poin andalan untuk mengarungi dua laga berikut.

Agaknya, Herve Renard, pelatih Maroko, dan Carlos Queiroz, pelatih Iran, samasama punya target menang di laga perdana. Nasib selanjutnya akan ditentukan melawan dua tim lainnya, Portugal dan Spanyol.

(Baca Juga: Momen Spesial Bagi Legenda Inter Milan Ketika Berada di Rusia)

Di atas kertas, Maroko punya kesempatan lebih besar untuk mengatasi Iran. Selain bermaterikan pemain yang sebagian lahir dan bermain di Eropa, tim berjuluk Singa Atlas itu memiliki pertahanan yang mumpuni.

Duet di jantung pertahanan, Romain Saiss dan Medhi Benatia, yang bermain di Wolverhampton Wanderers dan Juventus, mampu membuat Maroko tak terkalahkan dalam empat uji coba yang digelar tahun ini.

(Baca Juga: Nasib Pelatih Timnas Spanyol Tiba-tiba Berubah Jelang Piala Dunia 2018, Pemain Real Madrid ini Beri Kekuatan)

Maroko menang 2-1 atas Serbia, 2-0 atas Uzbekistan, 2-1 atas Slovakia, dan seri 1-1 lawan Ukraina.

Lalu, selama Kualifikasi Piala Dunia 2018, di mana Maroko ikut serta pada babak II dan babak III, pasukan Renard itu hanya kebobolan satu gol.

Jadi, kalau Maroko bisa menang atas Iran pada laga perdana, dan mendapat hasil seri dari laga lawan Portugal dan Spanyol, maka kemungkinan besar, mereka akan bisa lolos ke 16 besar.

Berarti, prestasi itu mengulang hasil yang didapat pada Piala Dunia 1986, di mana Maroko menjadi negara Afrika pertama yang bisa lolos ke 16 besar.

(Baca Juga: 3 Kiper Timnas Indonesia Ini Tampil Botak di Hari Raya Idul Fitri)

Sementara itu, di pihak Iran, pelatih Queiroz dipusingkan dengan embargo yang dihadapi timnya.

Bahkan, salah satu produsen apparel yang biasanya menyediakan perlengkapan untuk Iran memutuskan tidak melakukannya selama Piala Dunia kali ini.

(Baca Juga: Spanyol Vs Portugal - La Furia Roja Sering Melempem di Awal)

Ditambah lagi dengan batalnya dua uji coba melawan Yunani dan Kosovo selama Iran melakukan kamp latihan di Turki sebelum berangkat ke Rusia.

Queiroz khawatir dengan persiapan Team Melli, julukan Iran, menuju Rusia dengan batalnya duel uji coba itu.

“Banyak kritik yang tidak fair untuk kami soal batalnya uji coba itu. Mereka mengatakan mengapa tidak melakukan uji tanding dengan Italia."

"Padahal, mereka juga tahu kami tidak punya sumber daya yang cukup untuk bisa menggelar uji coba lawan Italia,” kata Queiroz, seperti dikutip dari Tehran Times.

(Baca Juga: Tidak Dipanggil Timnas Negaranya, Dua Pemain Hebat Ini Punya Kesibukan Lain)

Iran bisa jadi akan mengandalkan striker mereka yang bermain di klub Rusia, Rubin Kazan, sebagai penyerang. Sardar Azmoun juga adalah pencetak gol terbanyak di antara 23 pemain yang dibawa Queiroz ke Rusia.

PRAKIRAAN FORMASI

MAROKO (4-2-3-1): 1-Bounou (K); 2-Hakimi, 6-Saiss, 5-Benatia, 3-Mendyl (B); 14-Boussoufa, 8-El Ahmadi (GB); 16-N. Amrabat, 10-Belhanda, 7-Ziyech (G); 13-Boutaib (P). 

Pelatih: Herve Renard (Prancis).

IRAN (4-2-3-1): 1-Beiranvand (K); 5-Mohammadi, 4-Cheshmi, 8-Pouraliganji, 23-Rezaeian (B); 7-Shojaei, 3-Hajsafi (GB); 17-Taremi, 10-Ansarifard, 18-Jahanbakhsh (G); 20-Azmoun (P). 

Pelatih: Carlos Queiroz (Portugal).

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P