Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indonesia dan Piala Dunia di Masa Depan

By BolaSport - Sabtu, 16 Juni 2018 | 20:38 WIB
Mahasiswa asal Indonesia, Garin Yudha Primaditya, berpose dengan fans asal Brasil pada laga pembukaan Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Moskow, 14 Juni 2018. (ISTIMEWA)

 Turnamen sepak bola paling bergengsi, Piala Dunia 2018, memang menarik mata semua pencinta olahraga yang dominan menggunakan bagian kaki itu.

Penulis: Garin Yudha Primaditya

Semua kalangan pencinta sepak bola pun terpikat dengan pesta akbar sepak bola dunia.

Banyak penggemar sepak bola yang berebut dan menginginkan kesempatan untuk bisa bertolak ke Rusia dan menyaksikan pembukaan Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Kamis (14/6/2018) malam WIB.

Salah satu yang beruntung adalah mahasiswa Indonesia, Garin Yudha Primaditya, putra daerah Kalimantan Timur yang menempuh pendidikan Railways Operation di Russian Transport University.

(Baca Juga: Dari Serbia untuk Bobotoh, Begini Ucapan Lebaran Pemain Asing Persib Bandung)

Duduk di tribune kategori 1 dan bersebelahan dengan tribune VVIP menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Pasalnya, dari tempat tersebut, ia bisa menyaksikan Presiden Rusia, Vladimir Putin, secara langsung karena lokasi tribune yang berdekatan.

Butuh waktu yang tidak sebentar bagi Garin untuk menabung dan membeli tiket upacara pembukaan Piala Dunia 2018. Pasalnya, harga yang dibanderol pun tidak murah.

Untuk bisa menyaksikan pembukaan Piala Dunia, kocek yang dirogoh cukup dalam, yaitu sebesar 33.000 rubel atau setara 7 juta rupiah.


Mahasiswa asal Indonesia, Garin Yudha Primaditya, berpose pada laga pembukaan Piala Dunia 2018, Rusia vs Arab Saudi, di Stadion Luzhniki, Moskow, 14 Juni 2018.(ISTIMEWA)

Pertunjukan teatrik yang ditampilkan oleh para penari dengan tema seperti di hutan rimba menjadi momen unik pada saat pembukaan Piala Dunia 2018.

Keramaian suporter di luar stadion dari berbagai penjuru dunia yang mengenakan atribut-atribut yang tidak biasa juga tidak kalah menarik.

Contohnya orang Meksiko yang berdandan layaknya orang Indian.

(Baca Juga: Keren! Bakal Ada Balon Udara dari The Jakmania di Java Ballon Festival Wonosobo)

Perbedaan suporter Indonesia dengan suporter asing pun mencolok.

Perbedaannya, di sini suporter benar-benar tertib dan teratur, serta mereka mempunyai kesadaran untuk tidak merusak fasilitas yang ada.

Melihat ketertiban suporter dari berbagai penjuru di dunia, tentunya muncul harapan semoga suporter Indonesia bisa meniru ketertiban dan kesadaran suporter asing tersebut sehingga tidak merusak fasilitas umum.

Mimpi besar tidak dilarang. Bermimpilah dan wujudkan dengan kerja keras serta doa untuk bisa menuai hasilnya.

Dengan kerja keras, Indonesia bisa saja memilik potensi untuk menjadi peserta Piala Dunia atau menjadi tuan rumah Piala Dunia di 2030.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P