Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Piala Dunia 2018 telah rampung digelar pada Minggu (15/7/2018), timnas Prancis keluar sebagai juara.
Timnas Prancis menyabet gelar Piala Dunia 2018 setelah menumbangkan Kroasia di partai puncak.
Ini merupakan gelar kedua bagi timnas Prancis sepanjang sejarah.
Sementara bagi Kroasia, menembus final adalah prestasi terbaik mereka sejauh ini.
Yang menarik, berdasarkan kejadian-kejadian yang terjadi di atas lapangan, Piala Dunia 2018 mirip dengan Piala Dunia 2002.
Cuma, di Piala Dunia 2002 Brasil yang juara sedangkan Piala Dunia 2018 menjadi milik Prancis.
(Baca Juga: Final Piala Dunia 2018 - Kroasia Kalah, Kutukan Kiper AS Monaco Masih Lestari)
Berikut 5 persamaan Piala Dunia 2018 dengan 2002:
1. KUTUKAN JUARA BERTAHAN
Piala Dunia 2002 merupakan pertama kali kutukan juara bertahan berlaku.
Timnas Prancis yang jadi juara di Piala Dunia 1998 gagal lolos dari fase grup Piala Dunia 2002.
Hal itu sama persis dengan yang dialami oleh Jerman di Piala Dunia kali ini.
Juara Piala Dunia 2014 itu menempati posisi juru kunci Grup F di bawah Meksiko, Swedia, dan Korea Selatan.
Prancis kala itu kalah 0-1 dari Senegal di partai pembukaan Piala Dunia 2002.
Jerman pun juga harus takluk 0-1 dari Kroasia di laga pertama Grup F.
2. BLUNDER KIPER DI FINAL
Masih teringat jelas ketika kiper sekaligus kapten Prancis, Hugo Lloris, melakukan blunder di partai final Piala Dunia 2018.
Menerima back-pass Samuel Umtiti, Lloris membuat kesalahan hingga akhirnya bola direbut oleh Mario Mandzukic dan jadi gol untuk Kroasia.
Di Piala Dunia 2002, kiper Jerman, Oliver Kahn, juga melakukan blunder di laga puncak melawan Brasil.
Kahn gagal mengamankan tendangan jarak jauh Rivaldo dan bola pantul langsung disambar oleh Ronaldo menjadi gol pertama dalam partai itu.
Yang membedakan dari kedua blunder di atas hanya hasil akhir.
Blunder Lloris tak berpengaruh banyak sebab Prancis telah unggul 4-1 sebelum gol tersebut terjadi.
Sementara kesalahan Kahn berujung kekalahan Jerman dari Brasil dengan skor 0-2.
(Baca Juga: Media Inggris Ingin Kroasia Didiskualifikasi dari Piala Dunia 2018 karena 3 Hal Ini)
3. TIM-TIM UNGGULAN KEOK
Di Piala Dunia 2002, Prancis dan Argentina tak mampu menunjukkan tajinya.
Argentina yang diisi pemain berkelas seperti Gabriel Batistuta, Hernan Crespo, Ariel Ortega, dan Diego Simeone, gagal lolos dari fase grup.
Hal yang sama juga terjadi kepada Prancis dan Portugal kala itu.
Pada Piala Dunia edisi terbaru, ada Jerman yang tersingkir di fase grup.
Sementara Spanyol, Argentina, Portugal gagal di 16 besar. Brasil dan tuan rumah Rusia kalah di perempat final.
4. TUAN RUMAH MENGALAHKAN SPANYOL DI ADU PENALTI
Timnas Spanyol secara mengejutkan tumbang dari tuan rumah Piala Dunia 2018, Rusia, lewat babak adu penalti di babak 16 besar.
Spanyol harus menghadapi babak tos-tosan setelah bermain imbang 1-1 hingga waktu normal berakhir.
Tim arahan Fernando Hierro itu pun gagal melaju ke perempat final setelah takluk dari Rusia.
Kekalahan Spanyol di babak adu penalti oleh tim tuan rumah juga terjadi di Piala Dunia 2002.
Menghadapi Korea Selatan di babak perempat final, Spanyol tak bisa mencetak gol hingga 120 menit pertandingan berakhir.
Di babak adu tendangan 12 pas, Spanyol harus merelakan tiket ke semifinal direbut oleh Korea Selatan.
5. GOLDEN BALL DIBERIKAN UNTUK KAPTEN TIM YANG KALAH DI FINAL
Gelar Golden Ball alias pemain terbaik Piala Dunia 2018 resmi diberikan kepada kapten Kroasia, Luka Modric.
Modric secara heroik memimpin tim yang tak diunggulkan hingga menembus babak final.
Namun nahas bagi publik Kroasia, Modric dan kolega harus tertunduk lesu setelah dipukul Prancis 2-4.
Pada Piala Dunia 2002, gelar pemain terbaik diberikan kepada kapten Jerman, Oliver Kahn.
Kendati kalah dan kebobolan dua gol dari Brasil di partai final, penampilan Kahn sepanjang turnamen dinilai konsisten.
Persamaan dari gelar Golden Ball yang dimiliki Kahn dan Modric adalah keduanya merupakan kapten tim yang kalah di partai final Piala Dunia.
Pada Piala Dunia 2014 pun demikian, Lionel Messi yang kalah dari Jerman menjadi peraih gelar Golden Ball.