Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Federasi Sepak Bola Dunia, FIFA memberikan hukuman terhadap dua pemain timnas Swiss, Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka.
Menurut laporan Goal yang dicuplik BolaSport.com, FIFA memberikan hukuman bagi Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka berupa denda.
Nominal denda tersebut senilai 7.500 pound atau sekitar Rp 141 juta bagi masing-masing pemain.
Hukuman tersebut terhitung ringan jika dibandingkan dengan prediksi banyak media yang memperkirakan bahwa Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka bakal menerima sanksi larangan bermain.
Kedua pemain Swiss tersebut menerima hukuman tersebut gara-gara membuat simbol lewat tangannya seperti burung yang mengepakkan sayap dan menempelkannya di tengah dada.
[PILIHAN] Romelu Lukaku Jadi Penyerang Paling Sempurna di Piala Dunia 2018 https://t.co/REojxZPjOu
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 24 Juni 2018
Diduga selebrasi itu adalah bentuk dari burung Elang pada bendera negara Albania yang berusaha ditunjukkan Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka kepada dunia.
Simbol tersebut diperlihatkan kala merayakan gol ke gawang timnas Serbia pada laga lanjutan grup E di Kaliningrad Stadium, Kaliningrad, Jumat (22/6/2018) waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB.
Selain Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka, kapten Swiss, Stephan Lichtsteiner, juga menerima sanksi denda senilai 3.700 pound karena perilaku serupa.
Albania merupakan negara yang pernah berseteru secara politik dengan Serbia pada masa lampau.
(Baca Juga: Lionel Messi dan Para Pesakitan di Tengah Piala Dunia 2018 yang Dihujani Penalti)
Dugaan bahwa selebrasi tersebut bermuatan politis tak lepas dari latar belakang Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka yang berasal dari keluarga imigran dan memiliki darah Albania.
Dilansir BolaSport.com dari laman NBC Sports, Shaqiri lahir di Kosovo sebelum pindah ke Swiss bersama orang tuanya dan tiga saudara kandungnya ketika dia baru berusia satu tahun.
Kepindahan Shaqiri ternyata disebabkan dengan kegaduhan yang terjadi di Kosovo dengan pemerintah Serbia.
Kosovo lalu mendeklarasikan kemerdekaannya dari Serbia pada tahun 2008, namun tidak diakui sebagai bangsa yang berdaulat oleh Serbia.
(Baca Juga: 3 Skenario Kelolosan Jerman ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2018)
Kisah yang hampir mirip pun dialami oleh Granit Xhaka yang juga memiliki darah keturunan Albania.
Ayah Xhaka sebelumnya berpartisipasi dalam demonstrasi menentang pemerintahan komunis Yugoslavia di Kosovo.
Namun, sang ayah harus dipenjara dengan hukuman yang lama setelahnya.
Presiden Federasi Sepak Bola Serbia, Slavisa Kokeza. sempat mengecam tindakan Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka tersebut.
Argentina Keluar dari Mulut Singa dan Masuk ke Mulut Buaya jika Lolos dari Fase Grup Piala Dunia 2018 https://t.co/9yM92xdGzu
— BolaSport.com (@BolaSportcom) 22 Juni 2018
Kendati begitu, Xherdan Shaqiri mengaku bahwa tidak ada niatan lebih dari sekedar merayakan gol.
"Saya pikir dalam sepak bola Anda selalu memiliki emosi," ucap Xhaqiri, dikutip BolaSport.com dari Liverpool Echo.
"Anda dapat melihat apa yang saya lakukan dan saya pikir itu hanya emosi. Saya sangat senang untuk mencetak gol ini. Ini tidak lebih. Saya pikir kita tidak perlu membicarakan hal ini sekarang," tuturnya.
(Baca Juga: Gembira Philippe Coutinho Cetak Gol, Kiper Brasil Dorong Sang Pelatih Hingga Tersungkur)