Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Timnas Jerman amburadul di Piala Dunia 2018. Posisi pelatih Joachim Loew berada dalam sorotan tajam untuk dilengserkan pasca-kegagalan Die Mannschaft melaju ke 16 besar.
Timnas Jerman menghuni posisi buncit dalam klasemen akhir Grup F Piala Dunia 2018.
Oleh media Jerman, kondisi ini dikategorikan aib karena terakhir kali Die Mannschaft rontok di fase grup atau putaran pertama Piala Dunia terjadi pada 1938.
Imbasnya, kursi pelatih Joachim Loew yang tadinya adem menjadi panas.
Pelatih berusia 58 tahun itu dimusuhi sejumlah golongan suporter Jerman karena dinilai gagal meski mempersembahkan trofi Piala Dunia 2014.
Potensi pendepakan Loew juga berembus walau federasi belum lama ini memperpanjang kontraknya hingga 2022.
(Baca Juga: Paradoks Lionel Messi dan Hantu Diego Maradona)
Loew sendiri masih gamang soal masa depannya di timnas Jerman.
Apakah dia bertahan hingga memimpin Jerman di Piala Eropa 2020 dan Piala Dunia 2022?
"Masih terlalu dini bagi saya menjawab pertanyaan itu. Kami butuh waktu untuk melihat semuanya secara jelas," katanya, dikutip BolaSport.com dari The Guardian.
Melihat kemunduran drastis timnas Jerman di Piala Dunia 2018, tetap terbuka kans Joachim Loew legawa mundur dari jabatannya atau dipaksa lengser secepatnya.
Tradisi mengungkap kondisi demikian, di mana beberapa pelatih yang gagal membawa timnas Jerman lolos dari fase grup kejuaraan besar selalu langsung meninggalkan jabatannya.
Kalau ikut menghitung kiprah di Piala Eropa, Jerman sebelumnya rontok di fase grup pada edisi 1984, 2000, dan 2004.
Kehancuran di tiga turnamen tersebut diikuti pula oleh kepergian tiga pelatih mereka, yakni Jupp Derwall (pasca-Piala Eropa 1984), Erich Ribbeck (2000), dan teranyar Rudi Voeller (2004).
Voeller digantikan oleh Juergen Klinsmann setelah Piala Eropa 2004 dan Joachim Loew turut diangkat sebagai asisten pelatih pada rezim tersebut.
Akankah Loew mengikuti ketiga seniornya itu?