Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Timnas Prancis di bawah Didier Deschamps dikatakan merumput tanpa "style" alias gaya permainan yang jelas.
Laporan Firzie A Idris dan Herka Yanis Pangaribowo dari Moskow, Rusia
Hal ini diungkapkan oleh Maxime Brigand, jurnalis situs sepak bola Prancis So Foot, kepada BolaSport.com, yang sedang melakukan liputan langsung di Rusia.
Ia mengatakan bahwa kritik beberapa pihak terhadap gaya permainan yang diterapkan pelatih Didier Deschamps terjustifikasi.
"Deschamps hanya menginginkan satu hal: kemenangan. Ia tak peduli style, pendekatan kepada laga, atau taktik. Ia hanya ingin menang," tuturnya kepada BolaSport.com.
"Mungkin pendekatan singular tersebut bagus, karena ia juga seperti itu ketika bermain dan hasilnya terlihat," ujar Brigand mengenai kapten pemenang Piala Dunia 1998 dan Euro 2000 tersebut.
Namun, ia juga memuji Deschamps sebagai pelatih yang sangat dekat dengan para pemain.
"Ia mengayomi para pemain, melindungi mereka dari media. Dalam hal ini ia seperti Zinedine Zidane di Real Madrid," lanjutnya.
Timnas Prancis memang relatif belum bisa bermain maksimal di turnamen ini dibandingkan dengan kualitas yang mereka miliki di atas kertas.
Prancis hanya menang 2-1 pada laga pembuka kontra Australia sebelum menang tipis 1-0 kontra Peru pada partai kedua.
Deschamps lalu mengambil keputusan untuk mengistirahatkan skuat utamanya saat Prancis bersua Denmark pada pertandingan terakhir grup.
Hasilnya adalah skor kacamata yang membuat para suporter mereka tidak puas.
(Baca Juga: Uruguay Tak Kebobolan 7 Bulan, Oscar Tabarez Dipuji Pelatih Cristiano Ronaldo)
Menurut laporan Radi Saputro dari Kompas TV yang hadir pada laga di Stadion Luzhniki tersebut, permainan tim asuhan Deschamps mendapatkan reaksi buruk dari para penonton.
"Para penonton terlihat sangat tidak puas dengan permainan Prancis dan juga Denmark. Ketika Les Bleus lambat melakukan transisi serangan saat menguasai bola, para suporter langsung meneriakkan 'boo'," ujarnya.
Setidaknya, menurut seorang suporter Prancis yang ditemui seusai laga, Ezzy, kegamangan Prancis pada laga tersebut juga karena faktor Denmark.
"Kami solid tetapi sulit bagi kami bermain melawan tim yang tidak ingin bermain. Pada 25 menit terakhir mereka enggan menyerang jadi sulit bagi kami di stadion," tuturnya.
Ia pun lebih yakin jika negaranya melawan tim yang menyerang seperti Argentina, Portugal, dan Brasil.
"Kami punya pemain-pemain cepat seperti Kylian Mbappe dan Ousmane Dembele yang dapat mengubah jalannya pertandingan," lanjut sang suporter.