Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebuah jaringan internasional anti diskriminasi olahraga, bersedia menawarkan perlindungan bagi penggemar-pengemar yang mengalami masalah rasialisme maupun masalah sosial lainnya selama menyaksikan Piala Dunia 2014.
Rusia sebagai negara penyelenggara Piala Dunia 2018, berjanji akan menindak tegas kasus diskriminasi selama gelaran yang berlangsung sejak 14 Juni hingga 15 Juli 2018 itu.
Negara asal Vladimir Putin itu, memang sedang akan meningkatkan pengawasan terkait masalah-masalah sensitif mengenai rasialisme maupun homophobia.
Footbal Against Racism in Europe (FARE) mengatakan, mereka telah mendokumentasikan tren terhadap nyayian rasis dan anti-gay pada sepak bola Rusia sejak 2017.
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup G, Laga Timnas Inggris Kontra Belgia Paling Ditunggu-tunggu)
Mereka belum yakin jika masalah tersebut dapat berkurang selama Piala Dunia tahun ini.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, FARE telah meluncurkan hotline darurat yang berisi panduan untuk komunitas LGBT dan etnis minoritas yang akan menuju Rusia.
Mereka juga mendirikan pusat komunitas yang disebut Diversity House di Moskow dan St. Petersburg.
"Konsep Diversity House adalah tempat yang aman untuk merayakan keragaman dan bertemu orang-orang yang memiliki kesadaran akan perubahan," bunyi peryataan FARE.
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup H, Pertarungan 4 Negara Kuda Hitam)
Dilansir BolaSport.com dari laman The Moscow Times, tiga pengamat FARE akan bertugas untuk mengawasi perilaku kedua tim serta penonton.
Jika muncul masalah tersebut selama pertandingan Piala Dunia, maka mereka akan mengambil tindakan tegas.
"Apabila nantinya masalah muncul, sistem pengamat memungkinkan kami untuk mengindetifikasi mereka lebih awal dan langsung akan mengambil tindakan," ujar Direktur Eksekutif jaringan Piara Power.
(Baca Juga: Piala Dunia 2018 - Jadwal Lengkap Grup E, Brasil Punya 1 Musuh Berat)
Sementara itu, induk sepak bola seluruh dunia (FIFA) juga akan melakukan pemantauan anti diskriminasi yang khusus digunakan pada setiap pertandingan nanti.
Ini akan menjadi yang pertama kalinya digunakan dalam sejarah 88 tahun turnamen tersebut.