Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Partai final antara timnas Prancis melawan timnas Kroasia pada Minggu (15/7/2018) menjadi agenda terakhir Piala Dunia 2018 yang digelar di Rusia.
Timnas Prancis berhasil keluar menjadi jawara Piala Dunia 2018 sekaligus merengkuh gelar juara dunia kedua kalinya.
Raihan tersebut pun menutup rangkaian pertandingan Piala Dunia 2018 yang digelar sejak Kamis (14/6/2018).
Satu bulan Piala Dunia 2018 bergulir, ternyata ada fakta mengejutkan yang diterima oleh tuan rumah Piala Dunia 2018, Rusia.
(Baca Juga: Kroasia Gagal Juara Dunia, Ivan Perisic Tetap Disejajarkan dengan Ronaldo Kuncung dan 5 Legenda Ini)
Pasalnya, jutaan teror ternyata menyerang negara tersebut lewat dunia maya (cyber-crime).
Dilansir BolaSport.com dari laman TASS News, kejahatan siber yang diterima Rusia tidak tanggung-tanggung, sebanyak 25 juta serangan.
Serangan-serangan teror tersebut menyasar berbagai infrastruktur informasi negara dan infrastruktur informasi penyelenggaraan Piala Dunia 2018.
(Baca Juga: Gagal Jadi Juara Dunia, Timnas Kroasia Dikawal Jet Tempur dan Disambut 100 Ribu Manusia)
Namun, presiden Rusia, Vladimir Putin, mengaku pemerintah bisa mengatasi serangan-serangan tersebut.
"Selama periode Piala Dunia, hampir 25 juta serangan siber dan tindakan kriminal dunia maya lainnya terjadi pada struktur informasi di Rusia," ujar Putin.
"(Beberapa serangan) saling terkait antara satu dan yang lain cara terhadap Piala Dunia, namun berhasil dinetralisir," kata sang presiden menambahkan.
Data informasi di Piala Dunia 2018 memang sangat besar, terlebih banyak teknologi, seperti Video Assistant Referee, yang digunakan dalam edisi Piala Dunia kali ini.
(Baca Juga: Fenomena Kiper Blunder di Piala Dunia 2018, Jangan-jangan Ini Penyebabnya!)
Namun, Vladimir Putin mengaku bahwa Rusia sudah siap mengantisipasi segala hal buruk yang bisa terjadi di hajatan besar negaranya ini.
"Di balik kesuksesan (Piala Dunia) ini terdapat pekerjaan persiapan, operasional, analitis dan informasi yang sangat besar," ucap Vladimir Putin.
"Kami beroperasi pada kapasitas dan konsentrasi maksimum,” kata presiden yang menjabat sejak tahun 2012 ini.
Namun, belum ada kabar lebih detail mengenai sifat atau kemungkinan asal-usul serangan siber yang diterima Rusia sepanjang Piala Dunia 2018 ini.